REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Imam Malik dan Imam Syafii berbeda pendapat soal perkara rezeki. Letak perbedaan pendapat dua ulama tersebut yaitu bagaimana cara seorang hamba menjemput rezeki.
Imam Malik berpendapat, rezeki itu diberikan tanpa sebab, kecuali hanya karena keimanan yang benar kepada Allah SWT. Pendapatnya dilandaskan pada hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab RA, sebagaimana berikut ini:
عَنْ أَبِي تَمِيمٍ الْجَيْشَانِيِّ قَالَ سَمِعْتُ عُمَرَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
Diriwayatkan dari Abu Tamim Al Jaisyani, dia mendengar Umar berkata bahwa dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Seandainya kalian bertawakal kepada Allah sebenar-benarnya tawakal, niscaya Dia akan memberi rezeki kepada kalian, sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung, yang pergi dalam keadaan lapar dan pulang dalam keadaan kenyang" (HR Ibnu Majah, Tirmidzi, dan Ahmad).
Lain hal dengan Imam Syafii, yang berpendapat:
لولا غدوها ورواحها ما رُزقت. أي أنه لا بد من السعي.
"Jika bukan karena pergi dan pulangnya itu, tidak akan mendapat rezeki." Maksud dari perkataan Imam Syafii yaitu harus ada usaha.
Guru dan murid itu memegang pendapatnya masing-masing. Imam Malik adalah gurunya Imam Syafii. Dikisahkan kembali, Imam Syafii sebagai murid ingin membuktikan kepada gurunya bahwa pendapatnya benar. Dia pun pergi sembari berpikir.
Kemudian Imam Syafii melihat seorang pria tua yang sedang membawa sekantong kurma muda yang tampak berat untuk dibawanya.
Lalu, Imam Syafii membantu pria tersebut dengan membawakan sekantong kurma itu. Setibanya di rumah pria tersebut, Imam Syafii diberikan oleh pria itu beberapa kurma sebagai imbalan atas bantuan yang telah diberikan.
Di situlah jiwa Imam Syafii meletup-letup karena dia telah membuktikan perkataannya. Sebab, jika dirinya tidak membawakan sekantong kurma itu, tentu pria tersebut tidak akan memberinya imbalan berupa sejumlah kurma.
Kemudian, Imam Syafii bergegas menemui gurunya, Imam Malik, dengan membawa kurma hasil pemberian dari pria yang telah dibantunya. Lalu Imam Syafii menaruh kurma tersebut di tangan Imam Malik, dan mengisahkan apa yang sudah terjadi.
Baca juga: Golongan yang Gemar Membaca Alquran, Tetapi Justru tidak Mendapat Syafaatnya
Setelah itu Imam Malik tersenyum, mengambil kurma, lalu memakannya. Kemudian Imam Malik berkata kepada Imam Syafii:
وأنت سقت إلى رزقي دون تعب مني!
"Dan kamu membuatku memperoleh rezeki tanpa susah payah."
Berdasarkan gambaran kisah tersebut, diketahui bahwa dua Imam tersebut memiliki pemahaman yang berbeda terhadap satu hadits yang sama. Hal ini tidak lain kecuali karena begitu luasnya rahmat Allah SWT kepada manusia.
Sumber: watan