Jumat 19 Jan 2024 20:36 WIB

138 Desa Terdampak Bencana Banjir di Kalbar

Sebanyak 138 desa yang terdampak banjir di Kalbar tersebar di 6 kabupaten.

Sejumlah pengendara motor dan warga berjalan melintasi banjir di Kalimantan Barat (ilustrasi). Hingga kini ada 138 desa terdampak banjir di Kalbar.
Foto: ANTARA FOTO/Reza Novriandi
Sejumlah pengendara motor dan warga berjalan melintasi banjir di Kalimantan Barat (ilustrasi). Hingga kini ada 138 desa terdampak banjir di Kalbar.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Saat ini ada 138 desa yang terdampak bencana banjir di Kalimantan Barat (Kalbar). Hal ini menjadi perhatian semua pihak dalam penanganannya.

Ketua Satgas Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Barat (Kalbar) Daniel mengatakan sebanyak 138 desa yang tersebar di enam kabupaten di Kalbar terdampak banjir yakni Bengkayang, Kapuas Hulu, Kubu Raya, Landak, Sambas dan Sintang. "Kalau dari sisi jumlah warga yang terdampak sebanyak 24,256 kepala keluarga atau 75,485 jiwa. Kondisi banjir ada yang surut dan masih dalam kondisi banjir dengan ketinggian bervariasi," ujarnya di Pontianak, Jumat (19/1/2024).

Baca Juga

Dia menjelaskan, dari enam kabupaten yang terdampak banjir, sudah empat kabupaten melakukan penetapan status tanggap darurat dalam rangka penanganan bencana banjir yakni Kabupaten Bengkayang, Kapuas Hulu, Landak dan Kubu Raya. "Kemudian satu kabupaten yakni Kabupaten Sintang menetapkan status siaga darurat bencana banjir. Penetapan status itu untuk penanganan banjir di daerah lebih cepat," kata dia.

Ia menjelaskan, kondisi banjir yang terjadi di Kalbar sejak 4 Januari 2024 tersebut semua diakibatkan kondisi hujan dengan intensitas yang tinggi. Hal itu mengakibatkan banjir di daerah yang memang termasuk rawan banjir.

"Sejak awal tahun ini kondisi hujan di Kalbar dengan intensitas tinggi. Selain itu juga dampak dari sungai yang dangkal dan resapan lahan yang kritis," kata dia.

Menurutnya dengan kejadian yang ada perlu dilakukan mitigasi bencana banjir dengan melakukan pendalaman sungai yang dangkal, penutupan lahan yang kritis dengan penghijauan, resapan air harus dijaga dan tata ruang perlu dibenahi oleh semua pihak. "Terkait penanganan banjir sendiri semua pihak sudah bahu membahu mulai dari pemerintah daerah, BPBD, TNI dan Polri serta pihak lainnya. Bantuan baik dari pemerintah daerah atau dari masyarakat yang peduli sudah disalurkan ke masyarakat yang terdampak. Kita mengimbau masyarakat di daerah rawan banjir untuk terus waspada," kata dia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement