REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Saat ini ada 138 desa yang terdampak bencana banjir di Kalimantan Barat (Kalbar). Hal ini menjadi perhatian semua pihak dalam penanganannya.
Ketua Satgas Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Barat (Kalbar) Daniel mengatakan sebanyak 138 desa yang tersebar di enam kabupaten di Kalbar terdampak banjir yakni Bengkayang, Kapuas Hulu, Kubu Raya, Landak, Sambas dan Sintang. "Kalau dari sisi jumlah warga yang terdampak sebanyak 24,256 kepala keluarga atau 75,485 jiwa. Kondisi banjir ada yang surut dan masih dalam kondisi banjir dengan ketinggian bervariasi," ujarnya di Pontianak, Jumat (19/1/2024).
Dia menjelaskan, dari enam kabupaten yang terdampak banjir, sudah empat kabupaten melakukan penetapan status tanggap darurat dalam rangka penanganan bencana banjir yakni Kabupaten Bengkayang, Kapuas Hulu, Landak dan Kubu Raya. "Kemudian satu kabupaten yakni Kabupaten Sintang menetapkan status siaga darurat bencana banjir. Penetapan status itu untuk penanganan banjir di daerah lebih cepat," kata dia.
Ia menjelaskan, kondisi banjir yang terjadi di Kalbar sejak 4 Januari 2024 tersebut semua diakibatkan kondisi hujan dengan intensitas yang tinggi. Hal itu mengakibatkan banjir di daerah yang memang termasuk rawan banjir.
"Sejak awal tahun ini kondisi hujan di Kalbar dengan intensitas tinggi. Selain itu juga dampak dari sungai yang dangkal dan resapan lahan yang kritis," kata dia.
Menurutnya dengan kejadian yang ada perlu dilakukan mitigasi bencana banjir dengan melakukan pendalaman sungai yang dangkal, penutupan lahan yang kritis dengan penghijauan, resapan air harus dijaga dan tata ruang perlu dibenahi oleh semua pihak. "Terkait penanganan banjir sendiri semua pihak sudah bahu membahu mulai dari pemerintah daerah, BPBD, TNI dan Polri serta pihak lainnya. Bantuan baik dari pemerintah daerah atau dari masyarakat yang peduli sudah disalurkan ke masyarakat yang terdampak. Kita mengimbau masyarakat di daerah rawan banjir untuk terus waspada," kata dia.