Ahad 21 Jan 2024 18:53 WIB

Diminta tak Ceplas-ceplos Saat Debat, Cak Imin: Itu Takdir

Selain itu, Cak Imin mengaku telah membaca ulang visi dan misinya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ahmad Fikri Noor
Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Foto: Antara
Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin telah mempersiapkan diri jelang debat keempat pemilihan presiden (pilpres) 2024. Salah satu persiapannya adalah membaca visi misi pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin).

Ia mengaku tak melakukan persiapan berbeda dari debat sebelumnya untuk menghadapi debat kedua kali ini. Namun, ia sudah berdiskusi dengan banyak orang untuk menghadapi debat, termasuk dengan pasangannya. 

Baca Juga

"Biasalah itu saling diskusi," kata dia di kediamannya, Komplek Widya Chandra, Jakarta Selatan, Ahad (21/1/2024) sore.

Selain itu, Cak Imin mengaku telah membaca ulang visi dan misinya. Ia juga telah membaca buku sebelum berangkat debat.

Ketua Umum PKB itu juga menilai lawan debatnya nanti telalu dianggap berat. Menurut dia, semua lawan debatnya itu enteng. 

"Semua enteng," kata dia 

Ketika disinggung soal kebiasaan ceplas-ceplos, Cak Imin hanya memberi respon singkat. Menurut dia, itu merupakan kebiasaannya.

"Ceplas ceplos itu takdir," ujar dia.

Sebelum berangkat, Cak Imin juga meminta doa kepada semua pihak agar pelaksanaan debatnya dilancarkan. Ia menilai, hal penting dalam debat adalah gagasannya dapat sampai ke masyarakat. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement