REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Makassar terus meningkatkan pengawasan dengan mengefektifkan patroli siber sebagai upaya mengungkap praktik penyelundupan maupun peredaran barang ilegal.
"Untuk penindakan tahun lalu, kami berhasil menyelamatkan potensi kerugian negara Rp 6 miliar lebih. Penindakan tersebut terdiri dari tembakau atau rokok ilegal, minuman keras, barang impor serta beberapa barang ilegal lainnya," ujar Kepala Bea Cukai Makassar Zaeni Rokhman di kantornya, kompleks Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan pengungkapan barang ilegal tentunya berkat upaya patroli siber dan informasi dari intelijen. Sebab, kebanyakan barang ilegal yang masuk di wilayah kerjanya melalui Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar di Kabupaten Maros, baik yang dibawa penumpang maupun barang dikirim melalui jalur udara.
"Tidak hanya barang (impor), tapi ada beberapa makanan dan bahan-bahan lainnya yang secara ketentuan dilarang atau tidak diijinkan masuk yang kita temukan," ungkap Zeani.
Sedangkan untuk hasil tembakau (tanpa cukai) hasil penindakan sebagian besar pengiriman berasal dari Pulau Jawa. Barang ilegal tersebut sesuai ketentuan ditangani dengan Ultimum Remidium atau dapat dikenakan denda tiga kali dari nilai cukainya.
"Kalau narkoba, sebagian besarnya berupa paket yang didominasi ganja berasal dari luar Sulsel termasuk obat-obatan seperti tramadol dengan modus praktiknya memanfaatkan jasa pengiriman barang," ungkap dia.
Dari serangkaian hasil penindakan kata Zaeni menegaskan, tahun 2024 KPPBC Makassar terus meningkatkan pengawasan terhadap barang ilegal. Ini dilakukan dengan berkolaborasi bersama instansi terkait lainnya.
Menurut dia, Bea Cukai Makassar tentu tidak bisa bekerja sendiri dan tentu ada kolaborasi yang terus tingkatkan bersama stakeholder terkait seperti pemerintah, kepolisian dan Badan Narkotika Nasional atau BNN agar jangkauanya lebih luas.
Selain itu, guna meminimalisir kendala saat melakukan pengawasan secara langsung, KPPBC Makassar, kata dia, akan meningkatkan patroli siber khususnya pada platform marketplace atau penjualan online yang rentan dimanfaatkan pelaku menjual barang ilegalnya. "Kami harus bekerja dengan cerdas. Misalnya, transmisinya adalah patroli siber yang ditingkatkan sebab penyelundupan biasanya berasal dari sana, kemudian nyambung ke agensi-agensi ekspedisi itu," ucap dia.
Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Makassar Ria Novika Sari dalam kesempatan itu mengemukakan, KPPBC Makassar ke depan akan meningkatkan pelayanan melalui berbagai inovasi. "Termasuk media kami akan berkolaborasi, dan kami juga akan mengoptimalisasi pemanfaatan fasilitas kepabeanan bagi pengguna jasa serta masyarakat yang memerlukannya," kata Novika Sari menambahkan.