REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Volume pertumbuhan pasar halal global diperkirakan akan mencapai 7,7 triliun dolar AS pada 2025. Hal ini karena pasar tersebut mengalami pertumbuhan substansial dengan sektor keuangan syariah memimpin, diikuti sektor makanan dan minuman.
"Obat-obatan halal, keperluan medis, kesehatan dan kosmetik, perjalanan dan pariwisata, serta produk dan layanan industri halal lainnya juga berkontribusi dalam pertumbuhan ini," demikian laporan seperti dikutip dari laman arynews.tv, Jumat (26/1/2024).
Laporan ekonomi terbaru mengenai pendidikan dan kesehatan juga menunjukkan bahwa pasar ekonomi halal akan meningkat selama dekade ini dari 2,30 triliun dolar AS pada 2020 menjadi 4,96 triliun dolar AS pada 2030. Hal ini berarti peningkatan hingga 115 persen dalam waktu 10 tahun.
Arab Saudi mengambil inisiatif, melalui Dana Investasi Publik untuk mendirikan perusahaan yang khusus mengembangkan produk halal pada 2022. Negara-negara mayoritas Islam juga telah mendirikan pusat produk halal yang berafiliasi dengan Otoritas Makanan dan Obat-obatan Saudi.
Pusat ini bertujuan untuk memastikan bahwa daging dan unggas disembelih dan disimpan sesuai dengan hukum Islam. Pusat tersebut memastikan bahwa makanan, kosmetik, dan peralatan medis diproduksi dengan cara yang mengikuti hukum Islam.
Permintaan produk halal dari negara-negara Muslim bahkan non-Muslim berkontribusi besar terhadap kebangkitan sektor industri halal. Sektor ini di dunia dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi yang paling menjanjikan. Laporan realitas ekonomi Islam global menunjukkan bahwa belanja konsumen untuk produk halal di seluruh dunia akan mencapai 2,4 triliun dolar AS pada 2024.