Selasa 30 Jan 2024 19:33 WIB

Mulai Populer, Sambung Bulu Mata Pakai Lampu UV Ternyata Berbahaya

Menyinari bulu mata palsu dengan UV diklaim membuatnya lebih tahan lama.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Perempuan menunjuk matanya (Ilustrasi). Praktik pemasangan bulu mata palsu dengan pemakaian lampu UV dianggap sangat mengkhawatirkan.
Foto: Pxfuel
Perempuan menunjuk matanya (Ilustrasi). Praktik pemasangan bulu mata palsu dengan pemakaian lampu UV dianggap sangat mengkhawatirkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Layanan sambung bulu mata alias eye lash extension menggunakan lampu UV mulai populer di beberapa salon. Prosesnya melibatkan penyinaran dengan sinar UV setelah bulu mata palsu direkatkan ke mata konsumen. Proses ini diklaim dapat membuatnya tahan air dan tahan lama.

Para ahli menyoroti bahwa praktik itu bisa berbahaya dan sangat mungkin menimbulkan risiko kesehatan akibat pemakaian lampu UV ke mata. Walaupun risiko kesehatan jangka panjangnya belum bisa dipastikan, tapi praktik itu disebut sangat mengkhawatirkan.

Baca Juga

Salah satunya disampaikan Asosiasi Terapi Kecantikan dan Tata Rias Inggris (BABTAC), yang mengatur para profesional kecantikan. BABTAC tidak mengasuransikan penyedia layanan yang menawarkan perawatan itu karena kurangnya penelitian mengenai potensi risikonya.

Ketua BABTAC, Lesley Blair, mengatakan setiap kali ada perawatan baru muncul dalam industri kecantikan, BABTAC punya peran besar. Salah satunya, memastikan profesional kecantikan mempertahankan nilai tinggi perawatan yang ditawarkan di salon oleh para profesional, namun tidak demikian jika menyangkut sambung bulu mata dengan paparan sinar UV.

"Karena masih banyak penyelidikan dan penelitian yang harus dilakukan mengenai risiko kesehatan jangka pendek atau jangka panjang, saat ini kami tidak menawarkan asuransi untuk perawatan ini," ucap Blair, dikutip dari laman Daily Mail, Selasa (30/1/2024).

Pakar dermatologi Leila Asfour dari British Association of Dermatologists mengatakan bahwa kulit di kelopak mata sangat tipis, sensitif, dan rentan terhadap reaksi alergi. Sementara itu, lem bulu mata biasanya berbahan dasar sianoakrilat, yang merupakan penyebab umum alergi kontak.

Ditambah dengan penggunaan sinar UV, ada kekhawatiran itu dapat berkontribusi terhadap perkembangan melanoma, jenis kanker kulit paling mematikan.

"Perlu lebih banyak data tentang sambung bulu mata UV/LED yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk mengetahui efek sebenarnya," kata Asfour.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement