Rabu 31 Jan 2024 11:16 WIB

Komitmen Dekarbonisasi, Garuda Beli Sertifikat Ini di Bursa Karbon

Pembelian sertifikat bagian dari rangkaian program Carbon Neutral Flight di Garuda

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pertamina dan Garuda Indonesia sukses melakukan penerbangan komersil perdana menggunakan bioavtur.
Foto: Dok. Pertamina
Pertamina dan Garuda Indonesia sukses melakukan penerbangan komersil perdana menggunakan bioavtur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia memperkuat komitmennya dalam mendukung upaya pengurangan emisi gas rumah kaca. Komitmen tersebut yang salah satunya dilakukan melalui pembelian Sertifikat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) di Bursa Karbonyang, sekaligus menjadi pembelian perdana sertikat pengurangan emisi yang dilaksanakan Garuda Indonesia.

“Pembelian sertifikat penurunan emisi tersebut merupakan bagian dari rangkaian program Carbon Neutral Flight di Garuda Indonesia,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (30/1/2024) malam. 

Dia menuturkan, hal tersebut merupakan wujud komitmen jangka panjang perusahaan dalam mendukung langkah dekarbonisasi melalui konversi emisi karbon yang ditimbulkan pada operasional penerbangan. Program tersebut yang salah satunya turut dilakukan melalui metode Carbon Offset melalui pembelian sertifikasi penurunan emisi milik Pertamina Patra Niaga.

Sertifikat Penurunan Emisi (SPE) merupakan bagian dari mekanisme pengelolaan penurunan emisi yang terdokumentasikan dalam surat bentuk bukti pengurangan emisi oleh usaha dan atau kegiatan yang telah melalui pengukuran, pelaporan, dan verifikasi. Selain itu juga tercatat dalam Sistem Registrasi Nasional Pengendalian Perubahan Iklim dalam bentuk nomor dan atau kode registrasi. 

Irfan memastikan nantinya pelaksanaan program Carbon Neutral Flight tidak hanya akan dilaksanakan melalui pembelian sertifikat penurunan emisi (SPE) yang tersedia di Bursa Karbon nasional. Melainkan juga sertifikat penurunan emisi berskala global sesuai standar Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (ICAO CORSIA). 

“Tahap awal Program Carbon Neutral Flight tersebut juga telah diimplementasikan pada penerbangan Joy Flight HUT GA ke-75 yang sebelumnya dilaksanakan pada hari 23 Januari 2024 dan akan dilaksanakan secara berkesinambungan pada berbagai penerbangan lainnya,” jelas Irfan. 

Irfan menambahkan, program tersebut merupakan bagian dari rangkaian HUT ke-75 Garuda Indonesia. Selain itu juga menjadi wujud implementasi komitmen untuk mendukung pencapaian target Net Zero Emission 2060 yang telah diterapkan oleh pemerintah. 

“Komitmen ini yang kedepannya akan terus kami perkuat melalui kebijakan korporasi yang mengedepankan fokus sustainabilibity  dalam seluruh aspek operasional perusahaan,” ucap Irfan.

Sebelumnya, Garuda Indonesia melaksanakan penerbangan //joy flight// menggunakan armada B737-800 dengan nomor penerbangan GA006 yang terbang melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta untuk melintasi area Pelabuhan Ratu. Lalu kemudian kembali ke Bandara Soekarno Hatta ini merupakan salah satu bentuk apresiasi Garuda Indonesia terhadap karyawan tenaga alih daya dengan kriteria tertentu yang termasuk di dalamnya petugas security, cleaning service, serta office boy yang selama ini telah turut mendukung kegiatan bisnis Perusahaan.

Irfan melanjutkan bahwa sebagai upaya untuk mendukung dekarbonisasi, Garuda Indonesia telah melaksanakan berbagai inisiatif berkelanjutan. Beberapa berkolaborasi bersama Pertamina melalui pelaksanaan penerbangan komersial pertama di Indonesia yang menggunakan bahan bakar bioavtur.

“Keterlibatan aktif Garuda Indonesia dalam penurunan emisi karbon ini turut menjadi bagian dari road map rencana strategis Garuda Indonesia untuk terus berakselerasi sebagai maskapai yang semakin agile dan adaptif dalam menyongsong era baru Garuda Indonesia  yang saat ini terus bertransformasi memaksimalkan kinerja salah satunya melalui kontribusi terhadap misi pelestarian lingkungan hidup dengan energi terbarukan,” jelas Irfan.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan mengungkapkan suatu kebanggan bagi Pertamina Patra Niaga dapat mendukung terlaksananya Carbon Neutral Flight pada usia 75 tahun Garuda Indonesias melalui kerja sama dalam inisiatif perdagangan karbon. Kerja sama tersebut merupakan upaya kedua belah pihak dalam mendukung terwujudnya cita-cita nasional mencapai Net Zero Emission Indonesia di tahun 2060.

“Pertamina Patra Niaga tidak hanya menjual avtur kepada mitra kami, dalam hal ini konsumen penerbangan, namun juga memiliki konsep B2B Pertamina One Solution, kami menawarkan solusi untuk kebutuhan dekarbonisasi emisi dari bisnis konsumen. Hal ini sejalan dengan tujuan kami yaitu sebagai decarbonization journey partner, sebagai upaya mendukung terwujudnya Net Zero Emission Indonesia di tahun 2060,” ungkap Riva. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement