Rabu 31 Jan 2024 16:35 WIB

California Berencana Akhiri Penggunaan Bahan Bakar Fosil, Fokus Lawan Perubahan Iklim

California merupakan produsen minyak mentah terbesar keempat di AS.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
California akan meninggalkan bahan bakar fosil dalam perjuangannya melawan perubahan iklim.
Foto: www.pixabay.com
California akan meninggalkan bahan bakar fosil dalam perjuangannya melawan perubahan iklim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ini adalah akhir dari era Big Oil di California. Negara bagian AS yang paling padat penduduknya tersebut kini meninggalkan bahan bakar fosil dalam perjuangannya melawan perubahan iklim.

Produksi minyak di California sejak satu abad lalu menjadikannya sebagai produsen minyak mentah terbesar keempat di AS. Kemudian melahirkan ratusan pengebor minyak, termasuk beberapa raksasa perusahaan terbesar masih beroperasi hingga saat ini.

Baca Juga

Namun, pada Jumat, ikatan antara California dan perusahaan minyak resmi berakhir. Dua produsen minyak terbesar AS, Exxon Mobil dan Chevron, secara resmi akan mengungkapkan penghapusan gabungan aset California senilai 5 miliar dolar AS ketika mereka melaporkan hasil kuartal keempat.

“Mereka pasti akan bercerai," kata Jamie Court, presiden kelompok advokasi Consumer Watchdog, yang mengatakan perusahaan-perusahaan itu sejak lama berhenti berinvestasi dalam produksi California, dan sekarang ingin melepaskan sumur tua mereka di sana.

“Mereka telah berpisah selama lebih dari satu dekade, sekarang mereka hanya menandatangani surat-surat," kata Court seperti dilansir Reuters, Rabu (31/1/2024).

Exxon Mobil tahun lalu keluar dari produksi darat di negara bagian itu, mengakhiri kemitraan selama 25 tahun dengan Shell PLC, ketika mereka menjual properti usaha patungan mereka. Di sisi lain, peraturan negara bagian juga telah menghambat upaya untuk memulai kembali produksi lepas pantai, yang mengarah pada keluarnya perusahaan tersebut yang mencakup pembiayaan pembelian properti lepas pantai oleh perusahaan Texas.

Penghapusan aset produsen minyak AS nomor satu akan menelan biaya sekitar 2,5 miliar dolar AS dan secara resmi mengakhiri lima dekade produksi minyak di lepas pantai California Selatan.

Chevron juga akan mengambil alih sekitar 2,5 miliar dolar AS terkait dengan asetnya di California. Namun mereka tetap bersikeras menentang peraturan negara tentang operasi produksi dan penyulingan minyaknya di negara bagian, di mana ia lahir 145 tahun yang lalu sebagai Pacific Coast Oil Co.

“Kebijakan energi California menjadikannya sebagai tempat yang sulit untuk berinvestasi, bahkan untuk bahan bakar terbarukan. Perusahaan memompa minyak dari ladang yang dikembangkan 100 tahun lalu tetapi telah memotong pengeluaran di negara bagian itu sebesar ratusan juta dolar sejak 2022," kata seorang eksekutif Chevron.

Untuk saat ini, transisi hijau membuat kisah California dan minyak terdengar sangat mirip tragedi. Seorang profesor energi di University of California, Daniel Kammen, menegaskan bahwa saat ini dunia sudah memasuki era transisi energi.

“Perusahaan minyak perlu beralih ke energi bersih dan menjauh dari bahan bakar fosil. Tetapi jika mereka memilih sebaliknya, mereka adalah dinosaurus,” jelas Kammen.

Produksi minyak di negara bagian itu terus menurun selama hampir empat dekade. Produksi minyak mentah, termasuk di ladang Kern County yang bersejarah di California selatan, turun sepertiga sejak puncaknya 1,1 juta barel per hari pada tahun 1985.

Pada September, lebih dari 50 persen izin pengeboran minyak yang dikeluarkan untuk perusahaan tidak digunakan, menurut Departemen Konservasi California. Pengangguran di produsen minyak Kern County menjadi 7,8 persen, dibandingkan dengan rata-rata keseluruhan 4,9 persen untuk negara bagian.

Dan California saat ini memiliki enam kali lebih banyak energi bersih sebagai pekerjaan yang berhubungan dengan minyak.

"California tidak dapat memiliki keduanya. Itu berarti tidak ada ruang untuk minyak dan gas setelah itu,” kata Kammen dari UC Berkeley, yang sebelumnya adalah Sains Envoy dalam pemerintahan Obama.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement