Kamis 01 Feb 2024 13:51 WIB

China Resmi Lengserkan Jepang Sebagai Eksportir Mobil Nomor 1 Dunia

Jepang disusul untuk pertama kalinya sejak menjadi eksportir nomor satu dunia di 2016

Deretan mobil menunggu dimuat ke kapal untuk diekspor di Pelabuhan Yantai di Provinsi Shangdong, China timur, pada 9 Mei 2023. China menjadi eksportir nomor satu dunia di 2023.
Foto: Xinhua
Deretan mobil menunggu dimuat ke kapal untuk diekspor di Pelabuhan Yantai di Provinsi Shangdong, China timur, pada 9 Mei 2023. China menjadi eksportir nomor satu dunia di 2023.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-China akhirnya melengserkan Jepang sebagai eksportir mobil terbesar pada 2023 seiring dengan pertumbuhan penjualan kendaraan listrik.

Data industri menunjukkan China untuk pertama kalinya menjadi eksportir mobil terbesar di dunia pada 2023, menggeser Jepang dengan penjualan kendaraan listrik yang kuat di luar negeri.

Baca Juga

Data dari organisasi perdagangan Jepang, yang dirilis pada Rabu (31/1/2024), menunjukkan ekspor mobil negara tersebut pada 2023 naik 16 persen dari tahun sebelumnya menjadi 4,42 juta kendaraan. Angka itu tertinggal dari China yang mengalami peningkatan 58 persen menjadi 4,91 juta kendaraan.

Jepang disusul untuk pertama kalinya sejak mengambil alih Jerman sebagai eksprotir nomor satu dunia pada 2016.

Permintaan terhadap kendaraan listrik untuk mengurangi emisi karbon semakin meningkat di seluruh dunia, dengan produsen mobil China seperti BYD Co. meningkatkan ekspor berkat dukungan kuat dari pemerintah China.

Ekspor mobil bertenaga bensin China ke Rusia juga meningkat, setelah produsen mobil Jepang, AS, dan Eropa menarik diri dari pasar karena perang di Ukraina.

Data pada hari Rabu menunjukkan ekspor mobil Jepang meningkat untuk pertama kalinya dalam dua tahun tetapi masih jauh dari tingkat sebelum pandemi sebesar 4,82 juta kendaraan pada tahun 2019.

Produsen mobil Jepang seperti Toyota Motor Corp telah meninjau strategi produksi mereka dalam beberapa tahun terakhir. Langkah itu bertujuan mengurangi ketergantungan pada mobil bertenaga bensin dan meningkatkan penjualan hibrida bensin-listrik, yang dalam banyak kasus memiliki jarak tempuh lebih tinggi dibandingkan kendaraan listrik murni.

“Mempertahankan posisi teratasnya dapat menjadi tantangan bagi China karena penjualan kendaraan listrik global telah menunjukkan tanda-tanda melambat akhir-akhir ini karena tingginya harga dan kurangnya stasiun pengisian daya,” kata para ahli.

sumber : Kyodo News
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement