Kamis 01 Feb 2024 18:50 WIB

Dokter Sarankan MPASi tidak Dibuat dengan Blender, Ini Alasannya

Ada sejumlah risiko yang bisa terjadi ketika MPASI dibuat menggunakan blender.

Red: Nora Azizah
Para orang tua diminta untuk tidak menggunakan blender dalam membuat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI).
Para orang tua diminta untuk tidak menggunakan blender dalam membuat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli Gizi Masyarakat Dr dr Tan Shot Yen mengimbau kepada para orang tua untuk tidak menggunakan blender dalam membuat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) karena dapat berisiko terjadi diare pada bayi. "Jadi seperti pepaya dikerok, pisang dikerok. Nah ini dia, tidak menggunakan blender atau juicer, kenapa? risiko diare," katanya dalam diskusi mengenai MPASI yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (1/2/2024).

Tan menjelaskan, pergantian perkakas makanan dalam menyiapkan MPASI untuk bayi dapat mengakibatkan risiko makanan menjadi terkontaminasi, terlebih pada bayi yang masih sensitif dan baru belajar untuk makan.

Baca Juga

"Jadi alangkah baiknya kalau misalnya kita pakai pepaya, itu kan dibelah, satu-satunya alat yang kita pakai cuma sendok bayi. Kerok, suap, kerok, suap. Begitu pula dengan dengan pisang," tambahnya.

Selain itu Tan menyebutkan penggunaan blender dalam melumat MPASI menyebabkan tekstur MPASI menjadi terlalu cair dan tidak disukai oleh bayi yang menyukai makanan yang lunak, kental, dan tidak cair. Ia menganjurkan kepada para ibu untuk meracik MPASI menggunakan metode ulek dan saring, sebagaimana yang direkomendasikan dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dibagikan oleh pemerintah.