Jumat 02 Feb 2024 12:24 WIB

Indramayu Cari 1.000 Milenial untuk Dilatih Pertanian, Gratis dan Dapat Uang Saku

Pendaftaran dibuka sejak  22 Januari hingga 22 Februari

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Petani milenial (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Petani milenial (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU---Selama ini, Kabupaten Indramayu dikenal sebagai lumbungan pangan nasional dengan produksi padinya yang berlimpah. Namun selain padi, Kabupaten Indramayu juga memiliki berbagai produk unggulan lainnya di bidang hortikultura.

Untuk terus menggenjot produksi di bidang pertanian, Bupati Indramayu, Nina Agustina, melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) pun mencari 1.000 Pemuda (Petani Muda) atau milenial untuk dilatih pertanian. Syaratnya, peserta pelatihan berdomisili di Kabupaten Indramayu dengan rentang usia 18 - 39 tahun. Mereka boleh berasal dari bebagai kalangan, termasuk pelajar, mahasiswa hingga ASN.

Baca Juga

Bupati Indramayu Nina Agustina melalui Kabid Hortikultura DKPP Indramayu, Ikhwan Farkhani menjelaskan, pemuda calon peserta bisa memilih jenis pelatihan yang disediakan. Yakni, pelatihan budidaya padi dan jagung, peternakan dan magot, budidaya tebu dan kelapa, budidaya sayuran dan hidroponik, serta budidaya mangga, anggur dan melon.

"Pendaftaran sudah kami buka sejak  22 Januari hingga 22 Februari. Calon peserta bisa mengisi formulir secara online. Pelatihan petani muda (Pemuda) rencananya akan dilaksanakan pada awal Maret 2024 nanti,’’ ujar Ikhwan, Jumat (2/2/2024).

Sebanyak 1.000 peserta itu akan dibagi menjadi 20 gelombang latihan. Di setiap gelombang, peserta akan mendapatkan fasilitas lengkap dari kaos, uang saku, hingga sertifikat. Peserta nantinya akan dilatih selama satu hari penuh. Mulai dari teori, praktek hingga teknik pemasaran.

‘’Kita akan latih petani muda ini, mulai dari budidaya sampai pascapanen,’’  katanya.

Melalui pelatihan kepada para petani muda, kata dia, diharapkan dapat mendukung peningkatan ketahanan pangan di Kabupaten Indramayu. Apalagi, saat ini petani didominasi yang berusia 50 tahun keatas. ‘’Selain faktor minimnya petani muda, kita juga berupaya meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Indramayu,’’ tukasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement