Jumat 02 Feb 2024 13:50 WIB

Doa Agar Dimudahkan Melunasi Utang dan Jauh dari Kefakiran

Allah akan memudahkan urusan hamba-Nya yang bertakwa, termasuk dalam melunasi utang.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi berdoa.
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi berdoa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu adab seorang Muslim adalah berdoa di kala senang dan sulit. Maka ketika dilanda kesulitan, semisal terlilit utang dan kefakiran, maka dekatkan diri kepada Allah dengan berdoa. 

Berikut lafaz doa agar dimudahkan melunasi utang dan dijauhkan dari kafakiran: 

Baca Juga

اللَّهمَّ ربَّ السَّماواتِ وربَّ الأرضِ، وربَّ كلِّ شيءٍ، فالقَ الحبِّ والنَّوَى، مُنزِلَ التَّوراةِ والإنجيلِ، أعِذْني من شرِّ كلِّ ذي شرٍّ، أنت آخِذٌ بناصيتِه، أنت الأوَّلُ فليس قبلك شيءٌ، وأنت الباطنُ فليس دونك ش شيءٌ، وأنت الظَّاهرُ فليس فوقك شيءٌ، اقْضِ عنِّي الدَّينَ وأغْنِني من الفقرِ

Yang artinya, "Ya Allah, Rabbnya langit yang tujuh dan Rabbnya 'arsy yang agung. Rabb kami dan Rabbnya segala sesuatu, Yang membelah biji-bijian dan biji kurma. Yang menurunkan Taurat, Injil dan Al-Qur`an. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala sesuatu. Engkaulah Yang memegang ubun-ubunnya. Ya Allah, Engkaulah Yang Awal maka tidak ada sesuatu pun yang sebelum-Mu. Dan Engkaulah Yang Akhir maka tidak ada sesuatu pun yang setelah-Mu. 

Dan Engkaulah Yang Zhahir (Maha Tinggi) maka tidak ada sesuatu pun yang ada di atas-Mu. Dan Engkaulah Yang Bathin (Maha Dekat) maka tidak ada sesuatu pun yang lebih dekat daripada-Mu. (Ya Tuhanku) lunasilah utang kami dan cukupilah kami dari kemiskinan."

Bahaya kefakiran

Islam bukan hanya agama yang menekankan umatnya untuk melakukan ibadah yang sifatnya individual. Lebih dari itu, umat Islam bahkan ditekankan untuk melakukan amal usaha sebagai eksistensi diri dalam upaya menggenjot kebaikan di muka bumi. 

Sehingga bekerja dalam tujuan untuk mencari mata pencaharian sangat dienjurkan dan diprioritaskan dalam Islam. Sebab umat Islam sangat dianjurkan untuk bergerak dan berbuat dalam kebaikan. Bahkan Rasulullah berpesan bahwa Muslim yang kuat (baik secara fisik, intelektual, dan ekonomi) lebih disukai Allah. 

Untuk itulah seorang perlu untuk memenuhi kebutuhan diri. Sebab kefakiran dapat memicu kekufuran dan terlebih kefakiran itu sendiri dapat memicu dampak-dampak sosial yang muncul dalam masyarakat. Rasulullah pun sangat menyukai umat Islam yang mandiri dan berdikari atau bekerja. 

Pernah suatu ketika saat Nabi mengisi sebuah majelis, seorang sahabat meninggalkan majelis tersebut. Sahabat lainnya pun mengadu kepada Rasulullah perihal tersebut, dan Rasulullah berkata, "Jika dia pergi dari majelisku untuk bekerja, dia fi sabilillah."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement