Ahad 04 Feb 2024 20:26 WIB

Bloomberg Sebut Negara-Negara Arab Bantu Israel Hindari Pengiriman Lewat Laut Merah

Bloomberg sebut UEA, Yordania, Bahrain, dan Arab Saudi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Lida Puspaningtyas
Bendera Palestina dan Yaman berkibar di dek kapal kargo Galaxy Leader, yang disita oleh Houthi di lepas pantai pelabuhan Al-Salif di Laut Merah di provinsi Hodeidah, Yaman, Selasa (5/12/2023).
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Bendera Palestina dan Yaman berkibar di dek kapal kargo Galaxy Leader, yang disita oleh Houthi di lepas pantai pelabuhan Al-Salif di Laut Merah di provinsi Hodeidah, Yaman, Selasa (5/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perusahaan Israel salah satu dari beberapa perusahaan yang menggunakan jalur darat yang melewati negara-negara Asia Barat termasuk negara-negara Teluk Arab untuk "menghindari Laut Merah yang terancam Houthi." Hal ini pertama kali dilaporkan Bloomberg pada 2 Februari lalu.

Chief Executive Officer perusahaan perangkat lunak Israel Trucknet Enterprise Ltd Hanan Fridman mengatakan perusahaannya mengirimkan makanan, plastik, bahan kimia dan perangkat elektronik dari pelabuhan Uni Emirat Arab dan Bahrain ke Israel dan Eropa menggunakan jalur darat melalui Arab Saudi dan Yordania.

Baca Juga

Perusahaan pengiriman Jerman, Hapag Lloyd AG yang menangguhkan pengiriman lewat Laut Merah turut terlibat dalam inisiatif ini.

"(Hapag Lloyd) mencari jalur yang menghubungkan Jebel Ali, Dubai dan dua pelabuhan di timur Arab Saudi dengan Jeddah di pesisir barat," kata Bloomberg dalam laporannya seperti dikutip dari the Cradle, Ahad (4/2/2024).

Bloomberg menambahkan perusahaan itu juga "mencari opsi lain untuk menghubungan Jebel Ali dengan Yordania."

"Rute itu menawarkan solusi cepat untuk pengiriman barang yang ingin menghindari zona panas Houthi, sekitar Selat Bab al-Mandeb di selatan Laut Merah, di mana serangan drone dan rudal beberapa bulan terakhir memaksa kapal-kapal komersial mengalihkan jalur mereka ke rute yang lebih jauh mengitari Afrika."  

Juru bicara Hapag Lloyd AG Nils Haupt mengatakan rute darat bertujuan sebagai solusi sementara untuk kargo dalam jumlah terbatas. Ia menambahkan rute itu sulit dan lambat tapi mungkin dapat membantu mendorong perdagangan melalui pelabuhan-pelabuhan Arab sementara Houthi masih beroperasi di Laut Merah.

"Jembatan darat meski hanya dapat digunakan untuk mengirimkan barang dalam kuantitas yang tidak signifikan, memberi solusi khusus bagi pengiriman barang terutama bagi Israel," kata pakar dari perusahaan intelijen pasar S&P Global Chris Roger.

Menurut Fridman program percobaan inisiatif ini dimulai pada bulan November dan pengiriman dilakukan bulan Desember. Pada Kamis (1/2/2024) media berbahasa Ibrani, Walla melaporkan sepuluh truk sudah lewat rute darat ini pada bulan itu.

Video yang ditayangkan stasiun televisi Israel, Channel 13 pekan ini menunjukkan supir truk Arab disambut masuk ke Israel melalui perbatasan Israel-Yordania di jembatan Raja Hussein. Menurut Channel 13 kapal kargo tiba dan dibongkar muat di Uni Emirat Arab.

Truk-truk tersebut kemudian membawa barang-barang dari Abu Dhabi, menyeberang ke Arab Saudi melalui jalan raya Rute 62 dan Rute 65 Emirat hingga mencapai Yordania. Begitu tiba di Yordania, mereka memasuki Israel melalui Penyeberangan Sungai Yordan, dan melanjutkan perjalanan ke Haifa.

Angkatan Bersenjata pemerintah Sanaa, Yaman, terus melakukan operasi angkatan laut terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel atau kapal-kapal yang menuju ke pelabuhan-pelabuhan Israel.

Pemerintah Yaman mengatakan kecuali kapal-kapal milik Amerika Serikat dan Inggris yang membombardir Yaman berkali-kali bulan lalu banyak kapal yang berlayar dengan aman melintasi Laut Merah dengan menyiarkan "Tidak ada hubungan dengan Israel" pada sistem identifikasi mereka.

Beberapa dari kapal-kapal tersebut adalah kapal-kapal Arab Saudi. "Negara-negara Dewan Kerjasama Teluk mungkin ragu-ragu untuk mempromosikan rute ini karena Houthi belum mengancam aset maritim UEA atau Saudi," kata para analis S&P. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement