REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengelolaan air bersih dan sanitasi masih menjadi persoalan yang dihadapi negara-negara global. Saat ini masih terdapat 2,2 miliar orang atau 27 persen penduduk global yang masih kekurangan akses terhadap air bersih dan sanitasi.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna saat memberi sambutan dalam acara 4th Workshop Designing Global Water Fund Establishment mengatakan, sekitar separuh penduduk dunia menghadapi kelangkaan air yang signifikan setidaknya sekali dalam setahun.
"Aksi mendesak masih perlu dilakukan secara global dan lokal untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan air dan sanitasi yang aman bagi masyarakat," ujar Harry di Menara Danareksa, Jakarta, Senin (5/2/2024).
Harry menyebut, pengelolaan air dan sanitasi juga membutuhkan perhatian dan pendanaan yang besar. Ini mengingat, kurang dari tiga persen pendanaan iklim global yang dialokasikan untuk air.