REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Juru bicara lembaga bantuan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA) Adnan Abu Hasna mengatakan sebagian besar rakyat Palestina di Gaza "ingin pulang ke rumah mereka." Ia juga menegaskan UNRWA tidak akan bekerja sama untuk "mengusir rakyat Gaza keluar Gaza."
"Saya pikir solusi terbaik adalah memulangkan warga ke rumah mereka, kami akan tetap di Gaza, akan akan melanjutkan layanan di Gaza," kata Hasna seperti dikutip dari Aljazirah, Selasa (6/2/2024).
Pemerintah Israel diduga mengawasi operasi pengusiran massal untuk menyingkirkan rakyat Palestina dari Gaza. Bulan lalu beberapa pejabat pemerintah Israel ikut dalam konferensi sayap kanan di daerah penduduk Yerusalem Timur untuk pembangunan kembali pemukiman Israel di Gaza.
Sementara itu dikutip dari CNN, citra satelit yang diambil Maxar Technologies memperlihat kota tenda sementara yang menampung lebih dari 1 juta warga sipil Palestina di Rafah, selatan Gaza. Citra satelit itu menunjukkan area yang sebelum kosong di Rafah kini dipadati tenda tempat tinggal sementara para pengungsi.
Sebagian besar pengungsi internal yang menghindari pertempuran di daerah lain datang antara 10 Desember sampai 3 Februari. Petugas kemanusiaan sudah memperingatkan perluasan operasi militer Israel di Rafah dalam upaya untuk menumpas Hamas yang menggelar serangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober lalu.
Kantor Koordinasi Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan lebih dari sekitar 2,3 juta warga Gaza mengungsi di daerah Rafah. Pada Senin (5/2/2024) kemarin OCHA mengatakan pengungsi yang mengalami kelangkaan pangan, air, tempat tinggal sementara dan obat-obatan terus berdatangan ke Rafah.