Jumat 09 Feb 2024 17:35 WIB

Cyber University Dukung Program dari Kemenaker RI dengan USAID

Perguruan Tinggi terutama jalur vokasi berperan dalam menyiapkan lulusan unggul.

Melalui Cyber Career Center (CCC), Cyber University sebagai The First Fintech (Financial Technology) University in Indonesia mendukung program dari Kemnaker RI dengan USAID.
Foto: Dok. Cyber University
Melalui Cyber Career Center (CCC), Cyber University sebagai The First Fintech (Financial Technology) University in Indonesia mendukung program dari Kemnaker RI dengan USAID.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melalui Cyber Career Center (CCC), Cyber University sebagai The First Fintech (Financial Technology) University in Indonesia mendukung program dari Kemenaker RI dengan USAID. Ketua Cyber Career Center, Anang Martoyo sangat sepakat atas pernyataan dari Menteri Tenaga Kerja RI dalam Dialog Nasional yang bertajuk 'Kolaborasi untuk Pelatihan Vokasi dan Produktivitas', di Ruang Flores Hotel Borobudur, Jakarta.

Dialog Nasional ini terselenggara atas kolaborasi antara Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) yang dikelola oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dan lembaga swasta United States Agency for International Development (USAID) dari Amerika Serikat. Selain itu, forum tersebut pun digelar guna memperkuat kerja sama dan koordinasi keterlibatan sektor swasta dalam penguatan kelembagaan BPVP Kemenaker RI dengan organisasi profesi dan asosiasi bisnis terkemuka dalam mengembangkan dan memastikan keterlibatan dan investasi sektor swasta dan Perguruan Tinggi pada program revitalisasi pelatihan vokasi dan produktivitas.

Baca Juga

Dalam forum tersebut, Menteri Tenaga Kerja RI, Dr Ida Fauziyah menyatakan bahwa, jika kesenjangan keterampilan dibiarkan, maka akan menyebabkan produktivitas rendah, pergantian pekerja tinggi, dan kurangnya inovasi. Untuk itu, perlu dilakukan relaksasi kurikulum secara berkala di masing-masing program studi dengan mengundang para stakeholders Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

"Hal tersebut bertujuan untuk membantu menyelaraskan kompetensi yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dikuasai lulusan dengan kebutuhan industri atau usaha. Juga, dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi kesenjangan kompetensi yang muncul karena penuaan populasi, globalisasi, perubahan iklim, atau pun digitalisasi," kata Ida, dalam keterangan tertulis, Jumat (9/2/2024).

Untuk itu, Perguruan Tinggi terutama jalur vokasi sangat berperan dalam menyiapkan lulusan unggul yang memiliki kompetensi dan daya saing tinggi. Sehingga, lulusan yang terserap oleh lapangan kerja di dunia industri dan dunia usaha pun akan semakin banyak. Hal tersebut, selaras dengan hasil investigasi Mission Director USAID Indonesia, Jeffrey P Cohen bahwa, persyaratan kerja yang dibutuhkan untuk masuk ke dunia industri semakin menjauh dengan kompetensi yang dihasilkan dari jalur Pendidikan formal.

Anton pun berpesan kepada seluruh mahasiswa Cyber University mewakili Gen Z untuk dapat mempersiapkan diri sejak dini dengan terus mengembangkan diri. Tentunya, dengan cara belajar yang rajin, disiplin, pantang menyerah, dan aktif dalam kegiatan keorganisasian baik di lingkungan kampus maupun di masyarakat.

"Di samping memiliki pengetahuan yang luas dan keterampilan yang memadai, mahasiswa harus memiliki Perilaku (attitude) yang baik. Jangan sampai, mahasiswa Cyber University menjadi bagian Gen Z yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik, namun perilakunya cenderung kurang baik, misalnya kurang disiplin, kurang sabar, kurang ulet, cenderung ingin bebas, dan kurang sopan," tegas Anton.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement