Jumat 09 Feb 2024 20:16 WIB

Tiga Hal yang Bisa Gagalkan Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran Versi LSI Denny JA

Elektabilitas Prabowo-Gibran sudah menembus angka 53,5 persen di survei LSI Denny JA.

Rep: Febryan A/ Red: Agus raharjo
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby memaparkan hasil survei elektabilitas calon presiden berdasar kesukaan pada presiden sebelumnya, Senin (19/6/2023).
Foto: istimewa/tangkapan layar
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby memaparkan hasil survei elektabilitas calon presiden berdasar kesukaan pada presiden sebelumnya, Senin (19/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei teranyar LSI Denny JA menunjukkan bahwa pasangan Prabowo-Gibran berpeluang besar untuk memenangi Pilpres 2024 dalam satu putaran karena elektabilitasnya sudah menembus angka 53,5 persen. Kendati begitu, terdapat tiga hal yang dapat menggagalkan kemenangan satu putaran tersebut.

Peneliti Senior LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan, hal pertama adalah apabila banyak pendukung Prabowo-Gibran yang golput. Berkaca dari Pilpres 2019, pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya atau golput sebanyak 18,03 persen.

Baca Juga

"Jika terjadi tingginya golput di pemilih Prabowo Gibran secara tidak proporsional, maka dukungan yang diraih akan turun sehingga (raihan suara) tidak mencapai 50 persen lebih," kata Adjie saat memaparkan hasil surveinya di Jakarta, Jumat (9/2/2024).

Berdasarkan UU Pemilu, syarat untuk memenangi pilpres dalam satu putaran adalah meraih 50 persen plus satu suara dan mendapatkan minimal 20 persen suara di 20 provinsi.

Hal kedua, apabila soft supporter Prabowo-Gibran mengalihkan dukungan kepada pasangan capres-cawapres lain. Survei LSI Denny JA mendapati 5,6 persen pemilih Prabowo-Gibran adalah soft suporter atau masih bisa berubah pilihan. Adapun pemilih militan atau strong supporter Prabowo-Gibran sebesar 47,9 persen.

"Jika pemilih ini (soft supporter) mengalihkan dukungannya, maka raihan suara Prabowo-Gibran akan kurang dari 50 persen," kata Adjie.

Ketiga, apabila Prabowo, Gibran, ataupun barisan pendukungnya melakukan blunder fatal pada sisa lima hari jelang pemungutan suara. Sebab, blunder fatal akan mengurangkan jumlah dukungan. 

"Apabila terjadi blunder fatal, maka tren positif yang selama ini diraih bisa berbalik arah menjadi negatif," ujar Adjie.

Survei LSI Denny JA ini dilakukan lewat wawancara tatap muka terhadap 1.200 yang dipilih menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling). Toleransi kesalahan atau margin of error survei ini kurang lebih 2,9 persen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement