JAKARTA--Masa kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 akan mencapai puncaknya pada Sabtu, (10/2/2024). Tiga pasangan Capres-Cawapres akan menggelar Kampanye akbar pamungkas sebelum memasuki hari tenang jelang pencoblosan pada 14 Februari 2024.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti mengatakan masih ada waktu untuk menimbang pilihan Capres-Cawapres terbaik sebelum 14 Februari. Dan ia mendorong agar masyarakat tidak apatis dan pragmatis terhadap Pemilu. Namun ia mengimbau masyarakat bersikap kritis dalam menentukan pilihan calon pemimpin.
"Masih ada waktu menimbang-nimbang calon-calon terbaik," ujar Mu'ti dalam jumpa pers, di Jakarta, Jumat (9/2/2024).
Mu'ti menambahkan perbedaan pilihan politik sesuatu yang biasa dalam sistem demokrasi. Maka dari itu, ia mengajak masyarakat menerima apapun hasilnya dari proses Pemilu nanti. Hasil Pemilu harus dipandang sebagai wujud dari kedaulatan rakyat.
Ia juga mengharapkan siapapun yang memenangkan kontestasi Pilpres agar tidak jemawa. Sebaliknya yang kalah harus menerima hasilnya. Dan yang terpenting adalah semua pihak harus kembali bersatu pasca Pemilu.
Mu'ti bahkan menawarkan agar ada proses rekonsiliasi pasca Pemilu. Sehingga tak akan ada anggapan bagi pemenang akan menyingkirkan kelompok yang kalah. Pasalnya, mengambil semua peran dengan menyingkirkan yang kalah bukan karakter politik Indonesia.
Menurut Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini politik Indonesia tidak mengenal oposisi dan istilah pemerintah berkuasa. Karena pada dasarnya semuanya merupakan bagian dari pilar demokrasi Indonesia.