Sabtu 10 Feb 2024 05:48 WIB

Pentingnya Adab Murid kepada Guru

Ulama menjelaskan pentingnya adab murid kepada guru.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Muhammad Hafil
Guru Memberi nasihat kepada murid.
Foto: Blogspot.com
Guru Memberi nasihat kepada murid.

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH – Para ulama Islam telah memberikan teladan mengenai bagaimana mereka menimba ilmu. Dalam hal mencari ilmu, Islam justru menomorsatukan perihal adab barulah ilmu. 

Dalam buku Adab Murid Terhadap Guru karya Syafri Muhammad Noor dijelaskan, banyak ulama-ulama besar Islam yang menghabiskan waktu untuk menimba ilmu namun terlebih dahulu menempa adab. 

Baca Juga

Imam Ibnu Mubarok bahkan mengaku mempelajari adab selama 30 tahun dan mempelajari ilmu selama 20 tahun. Dengan adanya pernyataan serta nasihat dari para ulama, sudah seharusnya bagi umat Islam untuk senantiasa menyadari pentingnya menerapkan adab dan akhlak dalam thalabul ilmi (menuntut ilmu).

Meski secara zhahir, mencari ilmu di era sekarang lebih dimudahkan, namun tetap saja umat Islam perlu memperhatikan aspek akhlak dan adab. Tidak sedikit orang yang mempunyai banyak ilmu namun tidak mempunyai adab sama sekali.

Bahkan lebih banyak lagi, terdapat mereka yang masih dalam proses menimba ilmu di tahapan dasar namun sangat kurang ajar terhadap gurunya. Fenomena ini menunjukkan bahwa orang tersebut masih miskin adab. 

Padahal, para ulama sudah menjelaskan kedudukan adab itu berada di atasnya ilmu. Hal itu sebagaimana bisa kita lihat dari nasihat Imam Malik, beliau berkata,  “Ta’lam al-adab qabla an tata’allamal ilma." Yang artinya,  “Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu."

 

 

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا لَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَآ اَشْرَكْنَا وَلَآ اٰبَاۤؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ شَيْءٍۗ كَذٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ حَتّٰى ذَاقُوْا بَأْسَنَاۗ قُلْ هَلْ عِنْدَكُمْ مِّنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوْهُ لَنَاۗ اِنْ تَتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَخْرُصُوْنَ
Orang-orang musyrik akan berkata, “Jika Allah menghendaki, tentu kami tidak akan mempersekutukan-Nya, begitu pula nenek moyang kami, dan kami tidak akan mengharamkan apa pun.” Demikian pula orang-orang sebelum mereka yang telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan azab Kami. Katakanlah (Muhammad), “Apakah kamu mempunyai pengetahuan yang dapat kamu kemukakan kepada kami? Yang kamu ikuti hanya persangkaan belaka, dan kamu hanya mengira.”

(QS. Al-An'am ayat 148)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement