REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tawakal menurut Imam Al-Ghazali adalah salah satu derajat dari derajat-derajat di dalam agama. Ia juga salah satu kemuliaan dari banyak kemuliaan bagi orang yang yakin akan keimanannya.
Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya "Tawakal Jalan Menuju Keberhasilan dan Kebahagiaan Hakiki" mengungkapkan bahwa salah satu buah dari tawakal adalah Al-Izzah (harga diri). Menurut Al-Qardhawi tawakal akan membawa manusia kepada tempat yang lebih tinggi dan memberikan kekuasaan besar meskipun tanpa mahkota.
Kekuatan yang diperoleh tersebut hasil dari harga diri orang yang bertawakal. Itu juga sudah tertuang dalam firman Allah Surah Asy-Syu'ara ayat 217:
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِ
Wa tawakkal ‘alal-‘azīzir-raḥīm(i).
Artinya: "Bertawakallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang."
Tafsir ringkas Kemenag menjelaskan ayat tersebut memerintahkan kepada manusia agar bertawakal kepada Allah setelah selesai melaksanakan tugas. Manusia diminta pasrah kepada Allah yang Maha Perkasa setelah selesai melaksanakan dakwah.
Firman Allah lainnya yang menggambarkan bahwa manusia akan ditinggikan harga dirinya serta mendapatkan kekuatan besar bagi yang bertawakal tertuang dalam Surah al-Anfal ayat 49:
اِذْ يَقُوْلُ الْمُنٰفِقُوْنَ وَالَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ غَرَّ هٰٓؤُلَاۤءِ دِيْنُهُمْۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
Iż yaqūlul-munāfiqūna wal-lażīna fī qulūbihim maraḍun garra hā'ulā'i dīnuhum, wa may yatawakkal ‘alallāhi fa innallāha ‘azīzun ḥakīm(un).
Artinya: "(Ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya berkata, “Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya.” (Allah berfirman,) “Siapa pun yang bertawakal kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Al-Qardhawi menambahkan orang yang bertawakal akan mempunyai harga diri tanpa bantuan orang lain. Ia akan merasa kaya meski tanpa harta dan menjadi raja meskipun tanpa tentara atau pengikut.