Sabtu 10 Feb 2024 23:47 WIB

Mahfud Sampaikan Maklumat di Kampanye Pamungkas: Suara Rakyat tak Didengar Elite

Maklumat Mahfud dibuka dengan kegelisahan tabir gelap demokrasi ketidakadilan ekonomi

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud Md saat kampanye akbar penutup di Semarang, Jawa Tengah di Lapangan Pancasila Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud Md saat kampanye akbar penutup di Semarang, Jawa Tengah di Lapangan Pancasila Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ganjar Pranowo-Mahfud MD menutup kampanye akbarnya di Lapangan Pancasila Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah. Dalam momentum tersebut, calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 yang sudah menanggalkan posisinya sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) itu menyampaikan sebuah maklumat.

Maklumat tersebut dibuka dengan dua kegelisahan masyarakat Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Dua kegelisahan tersebut adalah hadirnya tabir gelap demokrasi dan hilangnya keadilan ekonomi.

"Demokrasi Indonesia tengah mengalami krisis dan terancam eksistensinya. Suara rakyat sebagai roh demokrasi nyaris tak terdengar ke telinga elite penguasa," ujar Mahfud membacakan maklumatnya, Sabtu (10/2/2024).

Menurutnya, elite Indonesia saat ini berdiam dalam tembok peredam yang kedap suara rakyat. Penguasa dan perangkat kekuasaan saat ini menjadi bebal dan membuat demokrasi Indonesia  menuju ke arah kegelapan karena korupsi yang semakin marak terjadi.

"Hukum disalahgunakan dan terakhir, konstitusi dipermainkan. Akibatnya apa? Rakyat ekonominya semakin susah, kehidupan wong cilik semakin sulit, ironisnya kartel ekonomi makin menggurita," ujar Mahfud.

Selanjutnya, pasangan calon nomor urut 3 itu mendapatkan banyak cerita tentang akses kesehatan tidak merata. Kemudian, lapangan pekerjaan semakin sulit, akses pendidikan tak terjangkau, hingga harga bahan pokok yang terus melambung.

"Pertanyaannya, mau sampai kapan kita begini? jawabannya tegas, semua yang tidak beres itu harus dihentikan mulai sekarang, ya sekarang. Kita tabrak! Kita seruduk! Kita tabrak dan seruduk semua halangan yang menyebabkan kegelapan demokrasi dan ketidakadilan ekonomi di Indonesia ini," ujar Mahfud.

"Untuk itu, niscaya negara harus hadir, hadirnya negara adalah mandat konstitusi. Pemimpin negara dan pemerintahan wajib melaksanakan mandat," sambung mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement