Ahad 11 Feb 2024 18:08 WIB

TKN Sebut Sebagian Besar Isi Dokumenter 'Dirty Vote' Bernada Fitnah

Dirty Vote merupakan film dokumenter yang disampaikan tiga ahli hukum tata negara.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus raharjo
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Habiburokhman, dalam konferensi pers di Media Center TKN, Jakarta , Ahad (11/2/2024).
Foto: Ronggo Astungkoro/Republika
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Habiburokhman, dalam konferensi pers di Media Center TKN, Jakarta , Ahad (11/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Habiburokhman, menyebut sebagian besar narasi yang ada pada film 'Dirty Vote' bernada fitnah dan kebencian yang sangat asumtif dan tidak ilmiah. Dia memertanyakan kapasitas para tokoh yang terlibat dalam film tersebut dan menilai ada upaya mendegradasi pemilu lewat film itu.

"Di negara demokrasi semua orang memang bebas menyampaikan pendapat. Namun perlu kami sampaikan sebagian besar yang disampaikan dalam film tersebut adalah sesuatu yang bernada fitnah, narasi kebencian yang sangat asumtif dan sangat tidak ilmiah," ucap Habiburokhman dalam konferensi pers di Media Center TKN, Jakarta, Ahad (11/2/2024).

Baca Juga

Dia merasa, ada tendensi untuk mendegradasi pemilu kali ini dengan narasi-narasi yang tidak berdasar lewat film yang baru keluar pada siang hari ini tersebut. Sebab itu, dia memertanyakan kapasitas para tokoh yang ada di dalam film itu, yakni Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari. Ketiganya selama ini dikenal sebagai pakar hukum tata negara.

Dia mengaku sudah menonton film berdurasi kurang lebih dua jam itu, bukan hanya melihat cuplikannya saja. Menurutnya, nama Presiden Joko Widodo merupakan tokoh yang paling sering disebut dalam film yang berupaya mengungkap kecurangan dalam Pemilu 2024 tersebut. Dia menilai apa yang dikatakan para pakar dalam film itu berseberangan dengan pandangan masyarakat umum.