Selasa 13 Feb 2024 13:52 WIB

Mentan Minta Petani Lapor Bila Bantuan di Jateng tak Tiba Sepekan

Total bantuan senilai Rp 30 miliar.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat hadir di acara Gerakan Percepatan Tanam Padi di Desa Kayu Loe Timur, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Foto: Dok Kementan
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat hadir di acara Gerakan Percepatan Tanam Padi di Desa Kayu Loe Timur, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta kepada petani korban banjir dan pemerintah daerah di Jawa Tengah, agar segera melapor kepada dirinya secara langsung apabila bantuan dari Kementerian Pertanian tidak sampai dalam waktu sepekan.

“Tidak lebih satu minggu semua bantuannya yang saya sebutkan tadi tiba, kalau tidak, silahkan satu orang Demak datang ke Jakarta aku yang bayarin tiketnya PP (pulang-pergi) dan hotelnya, datang melapor jika bantuan tidak sampai (sepekan),” kata Amran dalam keterangan di Jakarta, Senin (13/2/2024).

Baca Juga

Kementerian Pertanian menyerahkan bantuan sarana dan prasarana pertanian kepada korban banjir di wilayah Jawa Tengah (Jateng) senilai Rp 30 miliar, di antaranya pupuk, benih, alsintan, dan alat panen lainnya yang dapat mempercepat produksi.

"Total bantuan senilai Rp 30 miliar dengan rincian benih padi untuk 10 ribu hektare, JIT, Asuransi Pertanian (AUTP), pompa, combine harvester dan traktor untuk tiga kabupaten," kata Amran.

Amran menerangkan untuk pupuk Kementerian Pertanian akan menyalurkan sebanyak 75 ton yang akan dibagi masing-masing 25 ton untuk Kabupaten Demak, Grobogan dan Kabupaten Kudus.

“Kami janji insyaAllah Kabupaten Demak, Grobogan, dan Kudus totalnya ada 7.000 hektare insyaAllah benihnya kami bantu 10 ribu hektare, cadangan 3.000 itu gratis,” ucap Amran.

Selanjutnya, untuk mesin pemanen padi atau mesin combine harvester, Kementerian Pertanian akan memberikan sebanyak 30 unit dengan masing-masing 10 unit bagi ketiga daerah terdampak banjir tersebut.

“Selama saya masih di Kementerian (Pertanian), kalau yang saya sebutkan tadi tidak sampe, datang satu orang, cukup Kadis (Kepala Dinas Pertanian) yang datang, langsung laporkan. Kadis Kudus, Grobogan langsung cegat saya bahwa bantuannya tidak sampai, jangan melalui Dirjen, karena kalau darurat saya yang tangani langsung,” tegas Amran.

Menurutnya petani harus mendapatkan perhatian lebih karena mempunyai peran strategis dan menjadi garda terdepan dalam memastikan ketersediaan pangan bagi bangsa dan negara.

Bagi Amran, krisis ekonomi dan kesehatan dapat diatasi, namun krisis pangan akan membawa dampak yang jauh lebih serius dan berpotensi menciptakan ketegangan dan konflik sosial yang mengancam stabilitas negara.

“Kalau krisis ekonomi itu bisa kita lewati, krisis kesehatan itu bisa kita lewati tapi kalau pangan jangan coba-coba, pasti masalah nasional dan itu bisa konflik sosial, bisa kita ribut antara kita kalau tidak ada pangan,” kata Amran.

Mentan Amran didampingi Bupati Demak Eisti'anah dan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno meninjau langsung sejumlah lahan pertanian yang kebanjiran di daerah Demak.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement