Rabu 14 Feb 2024 08:40 WIB

Memilih Pemimpin

Penggiringan opini dengan berbagai konten digital tak terhindarkan di media daring.

Red: Fernan Rahadi
Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta
Foto: amikom
Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta

Oleh : Prof Ema Utami (Wakil Direktur Program Pascasarjana Universitas Amikom Yogyakarta)

REPUBLIKA.CO.ID, Rabu Legi, 14 Februari 2024 bangsa Indonesia kembali mencatat sejarah dengan melaksanakan pemilihan umum (pemilu) bersama. Pemilihan presiden dan wakil presiden serta pemilihan legislatif yang dilakukan secara bersama-sama ini baru pertama kali dilaksanakan.

Pada pemilu sebelumnya pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan secara terpisah waktunya dengan pemilihan legislatif. Perubahan mekanisme pemilu ini dimungkinkan dapat mempengaruhi jumlah suara yang didapatkan oleh partai politik sebagai pengusung wakil rakyat di parlemen.

Pada pemilu sebelumnya penentuan pasangan calon presiden dan wakil presiden didasarkan pada perolehan suara partai politik. Pemilih yang ingin pasangan calon presiden atau wakil presidennya dapat diajukan harus memilih partai politik yang mencalonkannya.

Namun demikian di pemilu tahun ini, pasangan calon presiden dan wakil presiden telah ditentukan sehingga tidak ada keterikatan dengan jumlah suara yang akan didapatkan oleh partai politik pengusungnya, artinya antara pilihan presiden dan wakil presiden dengan pilihan partai politik pengusungnya dimungkinkan bisa jadi berbeda. 

Selain adanya mekanisme pemilihan yang berubah, beberapa metode kampanye seperti Desak Anies, Slepet Imin, Gelar Tikar Ganjar, dan Tabrak Prof menjadi hal baru yang menarik di pemilu tahun ini. Diskusi yang tampak dihadiri oleh banyak generasi Z tersebut melengkapi perang opini yang dilakukan dengan beragam cara, khususnya di media daring.

Kreativitas seniman dengan berbagai keahliannya sampai dengan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) mewarnai media daring. Berbagai konten kreatif digital, mulai dari lagu, gambar, video, dan lain sebagainya yang dibuat sedemikian rupa dengan tujuan untuk menarik calon pemilih, marak dijumpai di media daring yang dibuat oleh relawan, tim sukses, atau sekedar pendukung.

Perang penggiringan opini dengan berbagai konten digital menjadi tak terhindarkan di media daring. Luasnya jaringan Internet dan besarnya penggunaan media sosial oleh generasi muda menjadikan media daring sebagai salah satu fokus yang digarap oleh masing-masing tim sukses. Kemudahan untuk membuat konten digital dengan berbagai bentuk dan kemudahan menyebarkannya benar-benar dimanfaatkan oleh tim sukses, relawan, dan pendukung dalam kampanye di tahun ini. 

Berbagai konten digital dibuat, baik untuk menaikkan ataupun menurunkan elektabilitas dari kandidat. Konten digital berbentuk video pendek yang berkaitan dengan kampanye, baik berisi informasi ataupun disinformasi kali ini cukup banyak digunakan, khususnya media sosial berbasis video, seperti TikTok untuk menarik pemilih pemula. Memilih dan memilah apakah suatu informasi benar atau tidak, menjadi persoalan tersendiri yang dihadapi oleh pengguna media sosial. 

Kengototan untuk lebih mempercayai potongan video pendek dibanding penjelasan yang panjang, tidak sedikit dijumpai pada kampanye pemilu tahun ini. Kurang atau rendahnya literasi bisa jadi merupakan akar permasalahan dan hal ini tentu menjadi persoalan serius yang harus dipikirkan bersama.

Visi dan misi calon presiden dan wakil presiden yang berlembar-lembar, besar kemungkinan tidak banyak dibaca oleh para pemilih. Keyakinan untuk memilih salah satu kandidat mungkin lebih banyak dipengaruhi oleh potongan-potongan narasi atau video pendek yang dijumpai di media sosial dibandingkan dengan membaca sendiri visi misi yang ditawarkan. Dorongan untuk memiliki minat dan daya baca untuk meningkatkan kemampuan literasi tentu menjadi pekerjaan rumah bersama bagi kita semua dan tentu para pemimpin yang terpilih nantinya.  

Hari ini rakyat Indonesia telah memilih calon pemimpin sesuai dengan preferensi masing-masing. Besar harapan bahwa siapapun pemimpin yang terpilih nantinya dapat membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia. Setiap pemilih memiliki peran sama dan setara yang menjadi tanggung jawab masing-masing dalam menentukan pilihannya.

Semoga Alquran surat Al Zalzalah ayat 1-8 dapat menjadi pengingat bersama atas semua yang kita lakukan, "Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?", pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Rabb-mu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula." Wallahu a’lam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement