Kamis 15 Feb 2024 09:44 WIB

Ekonom Ingatkan Potensi Pengembangan Kendaraan Listrik Bagi Ekonomi Indonesia

Indonesia sebagai produsen nikel terbesar dunia berpeluang besar memproduksi baterai.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Sri Herianingrum, Guru Besar Bidang Ekonomi dan Keuangan Mikro Islam Departemen Ekonomi syariah FEB UNAIR
Foto: Dok pribadi
Sri Herianingrum, Guru Besar Bidang Ekonomi dan Keuangan Mikro Islam Departemen Ekonomi syariah FEB UNAIR

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ekonom Universitas Airlangga (Unair) Prof Sri Herianingrum menyoroti terus bisnis kendaraan listrik yang terus mengalami perkembangan. Meskipun, permintaan dan output kendaraan listrik, terutama mobil, belum mengalami peningkatan yang signifikan. Di mana masyarakat Indonesia belum sepenuhnya siap beralih ke teknologi baru, khususnya terkait kendaraan bertenaga listrik.

"Potensi besar tetap terbuka dengan adanya peralihan dari kendaraan berbahan bakar minyak ke listrik, yang dapat berdampak positif terhadap perekonomian secara umum, kata Herianingrum, Kamis (15/2/2024).

 

Herianingrum mengatakan, Indonesia sebagai produsen nikel terbesar di dunia memiliki peluang besar untuk memproduksi baterai, yang menjadi komponen kunci dalam kendaraan listrik. Hal ini memberikan peluang untuk pengembangan industri otomotif dan peningkatan lapangan kerja di sektor tersebut. Artinya, kata dia, fokus pada pengembangan industri otomotif dan peningkatan lapangan kerja menjadi hal yang perlu diperhatikan.

 

"Namun, ada tantangan yang dihadapi. Infrastruktur pengisian yang belum memadai, subsidi yang diperlukan untuk mendorong adopsi kendaraan listrik, serta regulasi yang mendukung transisi ini. Semuanya memerlukan perhatian serius dalam pengembangan kendaraan listrik secara bertahap untuk masyarakat Indonesia," ujarnya. 

 

Dalam menghadapi tantangan ini, kata dia, perlu adanya perhatian serius dalam pengembangan kendaraan listrik secara bertahap untuk masyarakat Indonesia. Yakni dengan mengatasi masalah infrastruktur, memberikan insentif yang tepat, dan menciptakan regulasi yang mendukung.

 

Menurutnya, Indonesia dapat memanfaatkan potensi kendaraan listrik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, serta mengurangi dampak lingkungan negatif dari transportasi konvensional. "Kendaraan listrik memiliki potensi besar untuk mengubah lanskap ekonomi Indonesia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan," ucapnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement