Kamis 15 Feb 2024 13:18 WIB

Emak-Emak Sebut Beras tidak Langka, Tapi Harga Naik

Beras masih ditemukan di warung-warung.

Rep: Santi Sopia/ Red: Friska Yolandha
Pekerja melakukan bongkar muat beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (13/2/2024). Presiden Joko Widodo mengintruksikan pasokan beras di pasar induk beras Cipinang untuk segera didistribusikan ke sejumlah pasar tradisional dan modern. Sementara menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, stok beras di Pasar Cipinang saat ini masih cukup tinggi, yakni di atas 34 ribu ton. Sekjen DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan mencatat bahwa kenaikan harga beras saat ini memecahkan rekor tertinggi yakni Rp13.500 per kilogram untuk beras medium  dan Rp18.500per kilogram untuk beras premium.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pekerja melakukan bongkar muat beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (13/2/2024). Presiden Joko Widodo mengintruksikan pasokan beras di pasar induk beras Cipinang untuk segera didistribusikan ke sejumlah pasar tradisional dan modern. Sementara menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, stok beras di Pasar Cipinang saat ini masih cukup tinggi, yakni di atas 34 ribu ton. Sekjen DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan mencatat bahwa kenaikan harga beras saat ini memecahkan rekor tertinggi yakni Rp13.500 per kilogram untuk beras medium dan Rp18.500per kilogram untuk beras premium.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Iis Rahmayanti (50 tahun) warga Kota Bogor, Jawa Barat, cukup terkejut dengan kenaikan harga beras di warung, tempat biasa dia berbelanja. Saat ini harga beras 1 liter disebut mencapai Rp 15 ribu dari yang tadinya berkisar Rp 10 ribu. 

"Tadi saya lihat di warung naik tapi nggak langka sih," kata Iis, Kamis (15/2/2024).

Baca Juga

Iis mengaku tidak tahu perihal pemicu kenaikan tersebut. Dia juga tidak ingat menjelang Hari Raya Idul Fitri pada tahun lalu apakah ada kenaikan atau tidak.

Setahu Iis, kenaikan harga ini jarang terjadi. Namun jika dikaitkan dengan momen Pemilu 2024, Iis mengaku sempat mendapatkan bantuan sosial (bansos) berupa sembako beberapa waktu lalu.

Iis bersyukur mendapatkan sembako, tapi tidak terlalu memikirkan partai mana yang memberikannya sebelum masa pencoblosan Rabu (14/2/2034) lalu. Iis mengaku senang saja mendapatkan sembako, terlepas apa pun pilihan calon presidennya (Capresnya).

"Yang ngasih saya tahu partainya, itu kan tetangga juga calegnya, sembakonya saya terima ada beras tapi kalau pilih presiden terserah saya," ujarnya.

Sementara itu, Yati Hadiati (60 tahun), warga Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengonfirmasi di wiliyahnya juga ada kenaikan harga beras. Meski kenaikannya tidak terlalu signifikan.

"Banyak di pasar banyak, enggak langka, tapi kebetulan saya juga dari tukang penggiling jadi harga bisa sedikit lebih murah dari pasar," kata dia.

Di daerahnya, harga 1 liter beras tadinya seharga Rp 13 ribuan dan sekarang naik menjadi Rp 16 ribu. Yati memiliki warung sembako sehingga dirinya biasa mengambil barang jualan dari pasar ataupun langsung dari pemilik sawah dan penggiling padi. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement