REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terancam tidak lolos ke DPR RI, karena raihan suaranya tak mencapai ambang batas parlemen empat persen. Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) beberapa lembaga survei, raihan suara partai pimpinan Kaesang Pangarep itu hanya 2,83 persen.
Analis komunikasi politik dari Lembaga Survei KedaiKOPI, Hendri Satrio menyebut, ada dua faktor penyebab raihan suara PSI tak mencapai empat persen. Pertama, Kaesang terlambat masuk PSI.
Kaesang resmi masuk PSI pada 23 September 2023. Dua hari berselang, putra bungsu Presiden Jokowi itu didapuk menjadi Ketua Umum PSI. Namun, Kaesang tidak maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) DPR RI.
"Itu menurut saya terlambat masuknya karena waktu itu DCT (Daftar Calon Tetap) sudah jadi, sehingga Kaesang ini tidak bisa menambah suara. Kalau dia jadi caleg, mungkin itu ada tambahan suara," kata Hendri ketika dikonfirmasi Republika.co.id di Jakarta, Kamis (15/2/2024).
Selain itu, lanjut Hendri, Presiden Jokowi juga tak fokus membantu memenangkan PSI. Menurut dia, Jokowi lebih fokus membantu pemenangan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, yang menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto.
Faktor penyebab kedua, PSI hanya fokus menyasar pemilih muda. Padahal, semua partai politik kompetitor PSI mengejar pemilih semua rentang usia, termasuk pemilih muda.
"Sebetulnya semua partai politik di Indonesia itu punya sayap organisasi kepemudaan untuk merangkul anak muda. Jadi, saat PSI yang tidak punya organisasi sayap, kemudian merasa dirinya sudah diterima anak muda itu akan susah," kata dosen komunikasi politik di Universitas Paramadina itu.
Pemungutan suara Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 digelar bersamaan dengan Pilpres 2024 di seluruh Indonesia pada Rabu (14/2/2024). Berdasarkan hasil quick count PSI hanya meraih di kisaran 2,8 persen. Kecil kemungkinan angka tersebut berubah mengingat quick count sudah menggunakan data masuk 94,93 persen.