REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses hitung cepat (quick count) LSI Denny JA pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul satu putaran pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di angka 58,47 persen. Sementara Anies-Muhaimin 24,98 persen, dan Ganjar-Mahfud 16,55 persen.
Denny Januar Ali, pendiri LS Denny JA menyampaikan alasan Prabowo-Gibran bisa menang satu putaran saja tanpa harus melakukan satu kecurangan yang masif, sistematik, dan terstruktur. Menurut dia, faktor tingkat pengenalan dan kesukaan total pemilih kepada Prabowo-Gibran menjadi kunci.
Pada survei terakhir LSI Denny JA pada Februari 2024, Prabowo-Gibran dikenal dan disukai masyarakat mencapai puncaknya. Dua tokoh tersebut mencapai status variabel elektabilitas kelas premium.
"Variabel elektabilitas itu terminologi untuk kondisi pembentuk elektabilitas. Yaitu tingkat pengenalan dan tingkat kesukaan. Yang mengenal Prabowo dan Gibran sudah di atas 90 persen populasi Indonesia. Dan yang menyukai Prabowo dan menyukai Gibran juga di atas 80 persen," kata Denny dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (16/2/2024).
Dengan variabel elektabilitas premium, menurut Denny ,tak diperlukan kecurangan yang masif, terstruktur dan sistematis untuk menang telak satu putaran saja. Hal itu juga menunjukkan keunggulan signifikan Prabowo-Gibran.
"Mengapa saya yakin pasca-election ini walaupun begitu banyak protes, politik nasional akan baik-baik saja? Tak akan terjadi kerusuhan model 1998? Ini bisa diprediksi cukup dengan dua indikator. Pertama tingkat kepuasan, approval rating publik kepada Jokowi," ucap Denny.
Menurut dia, sejak Juni 2023 hingga Februari 2024, approval rating Presiden Jokowi berkisar antara 75-82 persen. Hal itu membuat peluang Prabowo-Gibran menang menjadi semakin tinggi. "Itu karena mayoritas publik puas pada Jokowi," kata Denny.
Walaupun ada kritik di sana dan di sini, menurut Denny, hal itu tak akan meluas di masyarakat, bahkan sampai membuat kegelisahan yang masif model 1998. Karena itu, pada akhirnya Prabowo-Gibran yang menang pada Pilpres 2024.
"Tapi satu hal yang harus juga kita katakan. Kritik, kesaksian dan protes dari teman- teman intelektual, akademisi, para guru besar, itu berharga untuk direnungkan. Itu semua bagian yang penting dari civic education. Itu semua menu yang dibutuhkan untuk pematangan demokrasi," ucapnya.