REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --- Hutan merupakan paru-paru dunia yang menjadi salah satu unsur penting dalam menjaga kestabilan bumi, namun di Indonesia kondisi hutan masih menyisakan keprihatinan. Terkait perhutanan sosial, tidak bisa terlepas dari fakta bahwa setidaknya terdapat 60 juta penduduk Indonesia yang tersebar di 25.683 desa hidup di kawasan hutan.
Salah satunya yang sedang dilakoni oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Reksawana, Mencil Lestari, dan Wanajaya yang berlokasi di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Tiga Kelompok ini mendapatkan legalitas pengelola Hutan Kemasyarakatan seluas 606 hektare sejak September 2023.
Menurut Asosiasi Pengelola Perhutanan Sosial Indonesia (AP2SI) Roni Usman, bersama Kitabisa pihaknya berkolaborasi untuk mendampingi tiga Kelompok Tani Hutan (KTH) di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Pendampingan diawali dengan edukasi tata kelola lembaga dan dilanjutkan dengan melakukan kegiatan Penanaman Pohon Kopi dan Alpukat di lahan hutan yang saat ini 80 persen lahan dalam kondisi terbuka.
Kegiatan penanaman, kata dia, dimulai pada hari Senin (19/02) dilakukan secara gotong royong antara warga Anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) bersama Relawan dan Donatur Aplikasi Kitabisa. Penanaman dilakukan secara bertahap, dimulai dari lahan yang dikelola oleh KTH Reksawana, sejumlah 20 ribu bibit pohon kopi dan 1.000 bibit pohon alpukat yang akan di tanam di lahan seluas 31 hektare.
"Upaya ini dijalankan bertujuan untuk mendulang dua manfaat dari prinsip pengelolaan hutan sosial, yakni ‘Hutan Lestari, Rakyat Sejahtera," ujar Roni, Senin.
Tujuan ini, kata dia, diwujudkan dengan melakukan penanaman pohon tegakan yang membawa manfaat kestabilan ekologis. Tapi, di sisi lain juga memiliki hasil yang mengandung manfaat ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
Nantinya, kata dia, pohon yang telah tertanam akan dijaga dan dikelola langsung oleh anggota Kelompok Tani Hutan (KTH). Serta, akan diupayakan untuk bertambah secara bertahap ke seluruh Kelompok Tani Hutan (KTH) di Kertasari.
“Kegiatan penanaman 21 ribu pohon multiguna ini merupakan tindakkan nyata untuk memanfaatkan areal perhutanan sosial dari pengurus dan anggota KTH Reksawana bersama Kitabisa dan AP2SI yang di dukung oleh para donatur. Tentu tanpa mengesampingkan agenda lain yakni terkait penataan areal dan penyusunan rencana kelola Perhutanan sosial di areal KTH Reksawana,” paparnya.
Sementara, menurut VP Kitabisa Edo Irfandi, pihaknya melihat kegiatan ini sesuai dengan semangat program Askara Nusantara yakni ‘Ramah Bumi, Ramah Manusia’. Desain keberlanjutan program ini, telah terwujud dari adanya mekanisme pengelolaan perhutanan sosial.
"Dan kongkritnya, ini membawa manfaat ekologis dalam bentuk perbaikan tanah, carbon offset dan penjagaan fungsi hutan, di sisi lain ini punya manfaat ekonomi yang bisa meningkatkan kesejahteraan warga di sini," katanya.