Selasa 20 Feb 2024 22:43 WIB

Pendapatan Terusan Suez Anjlok Hingga 50 Persen

Terusan Suez merupakan salah satu sumber utama mata uang asing untuk Mesir.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
Pemandangan kapal saat mulai bergerak di Terusan Suez, di Ismalia.
Foto: EPA-EFE/KHALED ELFIQI
Pemandangan kapal saat mulai bergerak di Terusan Suez, di Ismalia.

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO —  Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi mengatakan, bahwa pendapatan dari Terusan Suez telah menurun 40 hingga 50 persen sepanjang tahun ini karena serangan terhadap kapal di Laut Merah oleh pemberontak Houthi Yaman. Terusan Suez merupakan salah satu sumber utama mata uang asing untuk Mesir yang dilanda krisis keuangan yang parah.

Sejak November, Houthi yang didukung Iran telah meluncurkan banyak serangan terhadap kapal-kapal di Teluk Aden dan Laut Merah, yang menurut kelompok itu ditujukan pada kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Israel dalam solidaritas dengan Palestina di Jalur Gaza yang dilanda perang. Serangan itu telah menyebabkan beberapa perusahaan pelayaran besar menangguhkan perjalanan melalui Laut Merah, yang biasanya membawa sekitar 12 persen dari perdagangan global, dan mengalihkan kapal ribuan mil di sekitar Afrika.

Baca Juga

"Lihat apa yang terjadi di perbatasan kita dengan Gaza, Anda melihat Terusan Suez, yang digunakan untuk membawa Mesir hampir 10 miliar dolar AS per tahun, (pendapatan ini) telah menurun sebesar 40 hingga 50 persen dan Mesir harus terus membayar perusahaan dan mitra," kata El-Sisi selama konferensi dengan perusahaan minyak, dilansir dari Arab News, Selasa (20/2/2024).

PBB mengatakan pada akhir Januari 2024 bahwa jumlah keseluruhan kapal yang melewati Terusan Suez, yang menghubungkan Laut Merah ke Mediterania, telah turun 42 persen dalam dua bulan sebelumnya.

Jumlah transit kapal kontainer mingguan melalui Suez turun 67 persen tahun-ke-tahun, menurut Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan, sementara lalu lintas kapal tanker turun 18 persen, transit kapal kargo curah yang membawa biji-bijian dan batu bara turun enam persen dan transportasi gas terhenti.

Landmark teknik, yang dibuka pada tahun 1869, mengumpulkan sekitar 8,6 miliar dolar AS untuk Mesir pada tahun fiskal 2022-23, sumber penting mata uang asing, di samping pariwisata dan pengiriman uang, di negara di mana importir dan penukar uang berjuang untuk mendapatkan dolar.

Sumber:

https://www.arabnews.com/node/2463151/business-economy

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement