REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman merespons pernyataan sikap PDIP yang menolak penggunaan Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU dalam proses rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2024. Habiburokhman menanggapi santai langkah partai pengusung Ganjar-Mahfud itu dengan menyebutnya sebagai psikologi orang kalah.
"Ya monggo aja menyampaikan sikap. Namanya orang kalah kan, psikologinya begitu, apa aja ditolak," ujarnya kepada wartawan di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Rabu (21/2/2024).
Orang-orang kalah, lanjut dia, menolak segala hal, termasuk tawaran untuk makan. Bahkan, bisa jadi orang kalah menolak tawaran makan dari istrinya sendiri.
"Jangan-jangan ditawari makan sama istrinya di rumah nolak juga dia kan. 'Makan pah'. 'Aduh ntar dulu, lagi nggak nafsu makan'," kata Habiburokhman menyindir.
Sirekap merupakan aplikasi untuk menampung Formulir C.Hasil (hasil penghitungan suara) yang diunggah oleh penyelenggara pemilu tingkat TPS. Data yang terkumpul dari seluruh TPS di Indonesia itu lantas ditampilkan dalam format numerik dalam laman web pemilu2024.kpu.go.id.
Sebagaimana tertera dalam laman tersebut, data raihan suara Pilpres sudah masuk dari 74,37 persen TPS, yang berarti 612.256 dari total 823.236 TPS. Hasilnya, pasangan Prabowo-Gibran unggul telak dengan raihan suara 58,87 persen, sedangkan Ganjar-Mahfud hanya mendapatkan 17,03 persen suara.
Pada Selasa (20/2/2024), DPP PDIP melayangkan surat resmi kepada Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari. Salah satu isinya adalah menolak penggunaan Sirekap.
"PDI Perjuangan secara tegas menolak penggunaan Sirekap dalam proses rekapitulasi penghitungan suara hasil Pemilu 2024 di seluruh jenjang tingkatan pleno," demikian bunyi salah poin dalam surat yang diteken oleh Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Bambang Wuryanto dan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto itu.