REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Music video (MV) lagu terbaru Le Sserafim, "Easy", lekat dengan kontroversi setelah perilisannya. Beberapa waktu lalu, KBS mengumumkan pelarangan penayangan klip itu di kanalnya karena ada beberapa adegan yang dinilai berbahaya dan rentan ditiru oleh penggemar.
Selain itu, berbagai kritik juga menghujani Hybe, Source Music, dan Hybe Corporation, perusahaan yang menaungi mereka. Itu karena sebagian dari video musik difilmkan di sebuah gereja. Bahkan, tempat di mana seharusnya ada salib diganti dengan logo grup Le Sserafim.
Le Sserafim yang beranggotakan Sakura, Chae-won, Yun-jin, Kazuha, dan Eun-chae merilis video musik "Easy" pada 19 Februari 2024. Per Kamis (22/2/2024), klip itu sudah ditonton lebih dari 29 juta kali, dengan tanggapan positif soal konten musiknya.
Namun, banyak pula yang memprotes pemakaian gereja sebagai latar lokasi. Apalagi, selama menyanyikan lagunya, Le Sserafim berjoget dengan irama yang bersemangat dan para personelnya berpakaian dengan gaya yang tidak sesuai untuk dikenakan ke rumah ibadah.
"Mengapa kalian syuting di gereja? Aku sangat kecewa," ujar pengguna Instagram @larx****.
"Aku sangat menyukai Le Sserafim dan bukan pembenci mereka, aku tahu ini bukan salah mereka, tapi menurutku memfilmkan ini di gereja sangat tidak sopan. Sangat tidak dibenarkan Hybe menggunakan gereja untuk tujuan estetik," kata warganet lain dengan akun Instagram @leeknowsexpiredfartparti***.
Di media sosial X (sebelumnya disebut Twitter), berbagai kritik juga disampaikan oleh penikmat musik mereka. "Pertama, gereja dibangun untuk rumah Tuhan, bukan tempat konser. Kedua, mereka memakai pakaian yang tidak pantas di dalam "gereja", kami sebagai umat Kristiani tidak memakai pakaian yang terbuka. Setidaknya tidak di Katolik," tutur pengguna X @sweetk***.
Sementara itu, ada juga umat Kristiani yang sebenarnya tidak keberatan jika video klip difilmkan di gereja jika memang sudah ada kesepakatan. Akan tetapi, apa yang dipertontonkan dalam klip yang membuat mereka kecewa, sebab tak sesuai dengan kesakralan rumah ibadah.
"Saya seorang Katolik dan saya tidak keberatan orang-orang membuat film di gereja, tapi yang membuat saya marah adalah mereka mengubah lambang suci Kristus menjadi logo mereka. Itu adalah hal yang sakral bagi kami dan mereka begitu saja menaruh logo mereka di atasnya," ucap pemilik akun X @lexiepedia4e***.