Ahad 25 Feb 2024 13:39 WIB

FTG Unpad Jelaskan Kronologi Tiga Mahasiswa Tersambar Petir

Tiga mahasiswa Geologi Unpad tersambar petir saat berkemah di Batu Kuda.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Kondisi cuaca.
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
(ILUSTRASI) Kondisi cuaca.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Geologi (FTG) Universitas Padjadjaran (Unpad) dikabarkan tersambar petir saat berkemah (camping) di Bumi Perkemahan Batu Kuda, Manglayang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/2/2024) malam. Dua mahasiswa yang tersambar petir meninggal dunia. 

FTG Unpad menyampaikan dukacita atas meninggalnya Mitzelion Rayi Adimastya Putra, mahasiswa FTG angkatan 2021, dan Bangkit Alyuda Prasetyo, mahasiswa FTG angkatan 2022.

Baca Juga

“Kami mengungkapkan duka yang mendalam atas kehilangan dua mahasiswa kami yang berbakat dan berdedikasi ini. Ananda Mitzel dan Bangkit adalah sosok yang cerdas, penuh semangat, aktif, dan berkomitmen tinggi dalam menimba ilmu di FTG Unpad dan aktif di organisasi kemahasiswaan,” ujar Wakil Dekan Bidang Sumber Daya dan Organisasi FTG Unpad Cipta Endyana, melalui keterangan resmi yang diterima Ahad (25/2/2024).

Cipta menjelaskan, dua mahasiswa yang meninggal dunia itu tersambar petir saat mengikuti kemah mandiri bersama teman-temannya di Bumi Perkemahan Batu Kuda, Manglayang. Berdasarkan keterangan dari salah satu rekan korban yang ikut berkemah, Azisya Chantika Marton, mereka berangkat ke lokasi camping sekitar pukul 16.30 WIB dan tiba sekitar pukul 17.00 WIB.

“Sampai di sana, mereka terlebih dahulu istirahat sampai pukul 18.00 WIB. Saat perjalanan menuju tempat camping, cuaca tidak cerah dan tidak juga mendung. Sesampainya di tempat camping, langsung mendirikan tenda,” ujar Cipta.

Menurut Cipta, mereka menyalakan api untuk menghangatkan badan dan membuat makanan. Kemudian turun hujan. Khawatir dengan keselamatan, kata dia, Mitzel dan beberapa rekan-rekannya bergerak turun ke lokasi di bawah area Batu Kuda.

“Saat pergerakan akan mengambil alat, langit terang dan petir menyambar hingga api unggun di camp padam. Mitzel dan Bangkit sudah terbaring, sedangkan Adinda tiba-tiba menjerit karena kakinya kena sambar petir dan tidak bisa dirasakan,” ujar Cipta.

Cipta mengatakan, rekan-rekannya yang lain langsung mencari pertolongan ke bawah dan pihak base camp langsung membawa tandu untuk mengevakuasi korban. Menurut dia, ada tim yang berusaha memberikan pertolongan pertama dengan CPR.

Setelah kejadian tersebut, menurut Cipta, rekan-rekan korban membawa ketiga mahasiswa itu ke Rumah Sakit (RS) AMC, Cileunyi. “Tiba di rumah sakit, Mitzel dan Bangkit meninggal dunia. Sedangkan Adinda mendapatkan perawatan intensif,” ujar dia.

Sekitar pukul 02.00 WIB, Sabtu (24/2/2024), menurut Cipta, manajer Pembelajaran, Kemahasiswaan, dan Alumni FTG mendapatkan kabar tersebut dan langsung berkoordinasi dengan rekan dosen lain untuk menuju rumah sakit. Keluarga korban Mitzel juga mendatangi rumah sakit.

Cipta mengatakan, sekitar pukul 07.00 WIB, almarhum Mitzel disemayamkan di FTG Unpad. Civitas academica hadir. Setelah itu, almarhum dibawa keluarga ke kediaman mereka di Cibubur untuk dimakamkan.

Adapun jenazah almarhum Bangkit dishalatkan di Masjid Raya Unpad dan disemayamkan di FTG Unpad. Sekitar pukul 20.00 WIB, jenazah diberangkatkan ke Bandara Soekarno Hatta bersama keluarga. 

“Segenap keluarga FTG Unpad berduka atas kehilangan ini dan berkomitmen untuk memberikan dukungan yang diperlukan kepada keluarga kedua mahasiswa dalam proses berduka ini,” ujar Cipta.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement