Ahad 25 Feb 2024 12:35 WIB

Mahasiswa Unpad Tersambar Petir di Batu Kuda Manglayang, Ini Penjelasan BMKG

Dua mahasiswa Unpad meninggal dunia akibat tersambar petir.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Kondisi cuaca.
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
(ILUSTRASI) Kondisi cuaca.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Dua mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) meninggal dunia akibat tersambar petir di saat berkemah (camping) di Bumi Perkemahan Batu Kuda Manglayang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/2/2024) malam. Berdasarkan analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), terjadi beberapa kali sambaran petir pada Jumat malam di sekitar kawasan tersebut.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Teguh Rahayu mengatakan, pihaknya mendeteksi ada empat kali sambaran petir di sekitar kawasan Bumi Perkemahan Batu Kuda pada Jumat malam lalu.

Baca Juga

“Dari hasil analisis citra radar dan lighting di Bumi Perkemahan Batu Kuda, pada pukul 20.30 WIB hingga pukul 21.22 WIB, diamati ada empat kali terjadi petir di wilayah kejadian, yang berjarak kurang satu kilometer,” kata Rahayu, dalam keterangan resminya, Ahad (25/2/2024).

Dilaporkan terdeteksi petir sekitar pukul 20.24 WIB di barat laut dari lokasi dan sekitar pukul 20.30 WIB terdeteksi petir di wilayah timur dari lokasi kejadian dengan radius lingkaran merah satu kilometer. Terdeteksi juga petir sekitar pukul 20.48 WIB di barat laut dari lokasi. Kemudian pada pukul 20.54 WIB terdeteksi petir yang tertangkap radar berjarak satu kilometer dari lokasi.

Rahayu menjelaskan, petir terjadi akibat adanya awan konvektif tipe kumulonimbus dengan nilai satuan dbZ 30-40 pada pukul 20.30 WIB hingga pukul 21.10 WIB. 

Polisi melaporkan ada tiga mahasiswa Unpad yang tersambar petir saat berkemah di Bumi Perkemahan Batu Kuda Manglayang pada Jumat lalu. Dua orang meninggal dunia.

Rahayu mengimbau masyarakat waspada akan potensi munculnya petir. Ia mengimbau masyarakat masuk ke dalam rumah atau ruangan ketika mendengar suara guntur. Masyarakat diimbau tidak berlindung di bawah pohon karena petir dapat melompat ke tubuh dari pohon.

Warga juga diimbau menjauhi tiang listrik, menara, dan lainnya yang dapat tersambar petir. Selain itu, menjauhi lapangan, sawah, dan taman karena petir mencari tanah untuk melepaskan energi. “Apabila sedang naik motor, berhenti dan cari tempat berlindung,” ujar Rahayu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement