Selasa 27 Feb 2024 16:04 WIB

Hamas Masih Pelajari Proposal Gencatan Senjata Jelang Ramadhan

Peningkatan bantuan signifikan ke Gaza juga merupakan bagian dari kesepakatan.

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengangkat spanduk, bendera, dan plakat saat demonstrasi di London, Sabtu, 3 Februari 2024 saat mereka menuntut gencatan senjata penuh dan diakhirinya pengepungan Gaza.
Foto: AP Photo/Kin Cheung
Pengunjuk rasa pro-Palestina mengangkat spanduk, bendera, dan plakat saat demonstrasi di London, Sabtu, 3 Februari 2024 saat mereka menuntut gencatan senjata penuh dan diakhirinya pengepungan Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Hamas sedang mempelajari proposal kerangka kerja yang diajukan oleh Israel, Amerika Serikat (AS), Qatar dan Mesir di Paris untuk gencatan senjata dan pertukaran tahanan di Gaza.

Palestina belum secara resmi mengomentari proposal tersebut, yang disepakati beberapa hari lalu di ibu kota Prancis setelah perundingan yang dimediasi. Presiden AS Joe Biden telah memperkirakan penghentian pertempuran bisa terjadi dalam waktu satu pekan. Namun untuk saat ini, konflik yang telah menewaskan hampir 30 ribu orang di wilayah kantong tersebut, masih terus berlanjut, dengan pertempuran yang terus berlanjut dan sebagian besar dari 2,3 juta penduduk menderita kelaparan.

Baca Juga

Proposal tersebut mencakup penghentian permusuhan yang dapat berlangsung selama enam pekan, menurut laporan Al Jazeera, Selasa (27/2/2024). Hal ini akan memungkinkan pembebasan 40 tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas dengan imbalan 400 warga Palestina yang saat ini berada di penjara Israel.

“Itu mencakup perempuan, anak-anak, pria lanjut usia, dan mereka yang mungkin menderita kondisi medis. Hal ini akan melibatkan reposisi militer Israel untuk memungkinkan lebih banyak orang bergerak bebas melalui Jalur Gaza,” kata Willem Marx dari Al Jazeera yang melaporkan dari Yerusalem Timur.

“Ini termasuk penghentian pengintaian udara oleh militer Israel hingga delapan jam sehari. Hal ini merupakan sesuatu yang kami lihat dalam rangkaian pertukaran tahanan terakhir [November lalu] di mana drone dipindahkan dari wilayah di mana tahanan mungkin akan dibebaskan,” katanya, seraya menambahkan bahwa peningkatan aliran bantuan secara signifikan ke Gaza juga merupakan bagian dari kesepakatan tersebut. .

Reuters mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan rumah sakit dan toko roti di Gaza akan diperbaiki dan sebanyak 500 truk bantuan akan diizinkan memasuki daerah kantong tersebut setiap hari sebagai bagian dari perjanjian.

Kantor berita tersebut juga melaporkan, kerangka tersebut mengusulkan pemulangan bertahap semua warga sipil Palestina yang menjadi pengungsi. Kecuali laki-laki dalam usia dinas militer, ke Jalur Gaza utara, dan reposisi pasukan Israel menjauh dari daerah padat penduduk di daerah kantong tersebut.

Delegasi Israel dan Hamas dilaporkan berada di ibu kota Qatar, Doha, untuk melakukan negosiasi lebih lanjut namun terpisah. Mediator dilaporkan berharap untuk mencapai kesepakatan sebelum dimulainya bulan suci Ramadhan, yang kemungkinan akan dimulai pada 10 Maret 2024.

“Ramadhan akan segera tiba dan sudah ada kesepakatan dari pihak Israel bahwa mereka juga tidak akan melakukan kegiatan selama Ramadhan, untuk memberi kita waktu untuk mengeluarkan semua sandera,” kata Biden dalam komentar yang disiarkan di TV AS pada Selasa pagi.

Hamas belum memberikan komentar resmi, namun sumber dilaporkan mengatakan kepada Reuters bahwa komentar Biden tentang penghentian pertempuran adalah “terlalu dini” dan masih ada kesenjangan besar yang perlu dijembatani. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement