Selasa 27 Feb 2024 18:23 WIB

Kena DBD, Hari ke Berapa yang Paling Kritis?

Angka kematian pasien DBD pada fase kritis tergolong tinggi.

Red: Reiny Dwinanda
Anak sakit (ilustrasi). Penanganan yang baik pada fase kritis DBD merupakan kunci untuk mencegah komplikasi serius yang bisa berakibat fatal.
Foto: www.pixabay.com
Anak sakit (ilustrasi). Penanganan yang baik pada fase kritis DBD merupakan kunci untuk mencegah komplikasi serius yang bisa berakibat fatal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat perlu mewaspadai fase kritis pada pasien penyakit demam berdarah dengue (DBD). Fase berbahaya tersebut terjadi pada hari ketiga sampai keenam infeksi.

"Fase inilah titik kritis, angka kematian itu tinggi," kata dokter spesialis penyakit dalam Soroy Lardo dalam taklimat media via daring yang dilaksanakan pada Selasa tentang tata kelola penanganan demam berdarah dengue.

Baca Juga

Dalam acara yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia tersebut, dr Soroy menguraikan tiga fase klinis penyakit DBD. Pada fase pertama, satu hingga tiga hari pertama infeksi, kadar virus pada tubuh tinggi dan terjadi peningkatan kekentalan darah disertai dehidrasi.

Dokter Soroy mengatakan, pada fase pertama pasien DBD harus terhidrasi dengan baik. Kebutuhan cairan tubuhnya harus dipastikan terpenuhi.

Fase kedua, yakni pada hari ketiga hingga keenam infeksi, merupakan fase kritis. Pada fase ini dapat terjadi komplikasi seperti syok, perdarahan, dan kerusakan organ serta penurunan kadar trombosit darah.

Dokter Soroy mengatakan bahwa angka kematian pasien DBD pada fase kedua tergolong tinggi. Penanganan yang baik pada fase ini merupakan kunci untuk mencegah komplikasi serius yang bisa berakibat fatal.

Sementara fase ketiga merupakan fase pemulihan. Pada fase ini, pasien umumnya direkomendasikan untuk beristirahat.

"Jadi, biasanya saya menyarankan untuk istirahat lima hari karena bagaimanapun virus sisa itu masih ada dan pasien dalam tiga pekan masih dalam kondisi kadang-kadang lemah," kata Soroy.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاۤءَ فَبَلَغْنَ اَجَلَهُنَّ فَاَمْسِكُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ سَرِّحُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍۗ وَلَا تُمْسِكُوْهُنَّ ضِرَارًا لِّتَعْتَدُوْا ۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهٗ ۗ وَلَا تَتَّخِذُوْٓا اٰيٰتِ اللّٰهِ هُزُوًا وَّاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَمَآ اَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِّنَ الْكِتٰبِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗوَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Dan apabila kamu menceraikan istri-istri (kamu), lalu sampai (akhir) idahnya, maka tahanlah mereka dengan cara yang baik, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang baik (pula). Dan janganlah kamu tahan mereka dengan maksud jahat untuk menzalimi mereka. Barangsiapa melakukan demikian, maka dia telah menzalimi dirinya sendiri. Dan janganlah kamu jadikan ayat-ayat Allah sebagai bahan ejekan. Ingatlah nikmat Allah kepada kamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepada kamu yaitu Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah), untuk memberi pengajaran kepadamu. Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

(QS. Al-Baqarah ayat 231)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement