Kamis 29 Feb 2024 17:53 WIB

Akhirnya, Smelter Freeport Siap Beroperasi Juni Mendatang  

Smelter pertama dibangun pada 1996 dan dikelola oleh PT Smelting.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Smelter Freeport di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur, Jumat (29/7/2022).
Foto: ANTARA/Zabur Karuru
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Smelter Freeport di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur, Jumat (29/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK -- PT Freeport Indonesia (PTFI) siap mengoperasikan pabrik pemurnian, smelter tembaga dengan kapasitas 1,7 juta ton per tahun pada Juni mendatang. Saat ini pembangunan masih berlangsung dan ditargetkan selesai pada Mei 2024.

Wakil Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Jenpino Ngabdi mengatakan, secara bertahap smelter Freeport akan beroperasi dengan kapasitas penuh. Pada Agustus mendatang, melalui smelter ini Freeport bisa menghasilkan katoda tembaga 600 ribu ton per tahun.

Baca Juga

"Smelter PTFI akan mulai berproduksi di Agustus 2024 dan selanjutnya ramp up mencapai kapasitas penuh pada akhir Desember 2024,” kata Jenpino di Gresik, Kamis (29/2/2024).

PTFI telah menanamkan investasi hingga 3,1 miliar dolar Amerika Serikat atau setara Rp 48 triliun per akhir Desember 2023. Ini merupakan smelter kedua PTFI. Smelter pertama dibangun pada 1996 dan dikelola oleh PT Smelting. 

Smelter tembaga dengan Design Single Line terbesar di dunia ini nantinya mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.

Produk utama smelter adalah katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, serta PGM (Platinum Group Metal). Produk samping antara lain asam sulfat, gipsum, dan timbal. 

“Setelah smelter beroperasi penuh pada akhir 2024, seluruh hasil tambang PTFI akan dimurnikan di dalam negeri. Hal ini akan meningkatkan nilai tambah dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi penerimaan negara,” tutup Jenpino.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement