REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG----Kelangkaan beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) milik Bulog di ritel dan pasar tradisional di Kota Bandung kembali terjadi. Beras tersebut sebelumnya sempat disalurkan pada tanggal 21 Februari pekan lalu.
Manager operasional Bulog Jabar Eko Hendrawanto mengatakan, kekosongan beras SPHP di pasar tradisional maupun di ritel saat ini berkaitan dengan penjadwalan pengiriman. Ia mengaku akan mengecek kembali agar segera disalurkan.
"Saya pikir akan terus ditindaklanjuti memang saat ini kami melaksanakan penugasan, penyaluran bantuan pangan atau SPHP di ritel modern atau pasar tradisional. Hanya lebih ke proses penjadwalan, hari ini misalnya di Pasar Gedebage, besok di Pasar Kosambi," ujar Eko belum lama ini.
Eko mengatakan, pengiriman beras SPHP ke ritel dan pasar tradisional dilakukan penjadwalan. Termasuk, untuk kegiatan bantuan pangan lainnya. Para pedagang atau pengelola pasar pun dapat mengajukan pengiriman beras ke cabang yang ada.
Menurut Eko, stok beras di Bulog saat ini mencapai 31 ribu ton dan akan bertambah 30 ribu ton dari Pelabuhan Patimban. Ia memastikan kebutuhan untuk Idul Fitri terpenuhi. "Stok kami di Jawa barat saat ini kurang lebih 31 ribu ton dan akan masuk melalui pelabuhan Patimban kurang lebih 30 ribu ton," kata dia.
Sebelumnya, beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog sempat beredar di pasar Kosambi, Kota Bandung, Rabu (21/2/2024) lalu. Namun, saat ini beras tersebut kembali hilang di pasaran dimana para pedagang tidak menjual.
Pedagang beras Andri Muhammad Tahir (35 tahun) mengaku mendapatkan tiga kuintal beras SPHP dari Bulog pada pekan lalu. Beras tersebut langsung ludes dibeli para konsumen. "Waktu pekan kemarin dapat 3 kuintal beras SPHP, langsung habis soalnya banyak yang mau," ucap dia ditemui di Pasar Kosambi, Rabu (28/2/2024).
Setelah beras SPHP habis terjual, ia mengatakan belum mendapatkan lagi beras tersebut. Andri sempat menanyakan kepada pihak Bulog terkait itu dan menyebut belum akan dikirim dalam jangka waktu dekat ini. "Belum ada lagi (beras SPHP), gak tahu kapan. Katanya berasnya untuk kegiatan bantuan pangan," kata dia.
Disamping mendapatkan beras SPHP, Andri mengatakan membeli beras komersil dari Bulog sebanyak 5 kuintal dengan harga Rp 14.500 per kilogram. Ia menyebut beras SPHP banyak dibeli penjual bubur dan nasi goreng sedangkan untuk nasi di rumah relatif sedikit karena dianggap kurang enak.
Andri menambahkan saat ini tidak menjual beras medium karena kualitas beras yang rendah. Namun, ia menjual beras lokal dengan kualitas bagus dengan harga Rp 17.000 per kilogram sedangkan beras premium merek Pandan Wangi dijual Rp 20 ribu per kilogram.