Jumat 01 Mar 2024 11:48 WIB

Warpong Buan Ramah Lingkungan Ramaikan Sentra Kuliner Sabang Jakarta

Ponggol jadi menu utama di Warpong Buan.

CEO ARA Food Philipe Kenneth (kiri).
Foto: Dok. Rep
CEO ARA Food Philipe Kenneth (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jalan Sabang, Jakarta Pusat sudah terkenal dengan pusatnya kuliner. Aneka ragam kuliner dapat ditemui di kawasan ini. Warpong Buan, sebuah warung makan baru yang menawarkan makanan khas Tegal, Jawa Tengah, ponggol kini telah siap melayani selera makan pecinta masakan nusantar.

Namun yang unik, Warpong Bun menyulap warung ini ramah lingkungan. Meja-meja yang ada di Warpong Bun menggunakan daur ulang sampah. Termasuk lukisan-lukisan di dinding Warpong Buan.

Baca Juga

CEO ARA Food Philipe Kenneth menceritakan awal mula membuka Warpong Buan. Ia mengaku tertarik dengan ide juru masak Warpong Buan, Rudini Prabowo Hasibuan (Buan) menghadirkan menu khas ponggol hingga membuka warung ini.

"Kita sudah sukses di Jalan Sabang dengan Kopi Ko Acung. Kita ketemu juga sama Buan, di mana sisi kita sama, makanya kita jalan bareng untuk mendirikan Warpong Buan ini," ujar Kenneth, Jumat (1/3/2024). 

Kenneth menambahkan, Warpong Buan tidak hanya punya masakan unik. Konsep yang ditawarkan pun juga ramah lingkungan. 

"Kita meminimalisir sampah-sampah plastik. Makanya kita bisa lihat mejanya ini warna-warni, meja dan kursi dari sampah plastik daur ulang," katanya. 

Ia menjelaskan, Warpong merupakan singkatan dari Warung Ponggol. Nama warung sengaja dipilih karena masakan yang dijual memiliki harga yang terjangkau. 

Kenneth yakin usaha kuliner ini bakalan berkembang pesat pada beberapa tahun ke depan. Ia bahkan sudah memiliki keinginan untuk membuka cabang di luar negeri. 

Konsep ramah lingkungan di Warpong Buan sesungguhnya muncul dari pemikiran Direktur Kampus Ministri Yayasan Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) Cikarang Kristiono Puspo. Pria yang akrab dipanggil Romo Kris ini menjelaskan, konsep ramah lingkungan sebenarnya bukan hanya di meja, maupun kursi di Warpong Buan. 

"Hampir semua lukisan yang ada di ruangan ini juga menggunakan konsep ramah lingkungan. Pewarna di lukisan menggunakan plastik yang dilumerkan," kata Romo Kris.

Juru Masak Warpong Buan, Rudini Prabowo Hasibuan (Buan) menjelaskan, ponggol yang ditawarkan bercita rasa beda dengan ponggol kebanyakan. Perbedaan ini dapat dilihat dari cara maupun bumbu masak yang ia gunakan. 

"Resep ciptaan sendiri. Ponggol itu sebetulnya terbuat dari tempe, di Tegal itu tiap kali orang makan tempe, dibuat supaya lebih enak diolah lagi dengan bumbu rempah-rempah. Dari situ saya mulai belajar bikin resep sendiri. Riset kurang lebih 3 tahun. Gagal, saya olah lagi, akhirnya rasanya sangat luar biasa," jelas Buan.

Selain tempe, ponggol yang ia ciptakan dimasak bersama lemak dan daging sapi. Durasi memasaknya pun tidak bisa dibilang sebentar. 

"Dimasak dengan bumbu berbagai macam rempah, bumbu rahasia, kurang lebih 12 jam, jadi per 4 jam berhenti, kemudian dimulai lagi sampai 12 jam. Tiap gigitan pasti berbeda dengan yang lain, supaya diterima semua kalangan," ujarnya. 

Buan menekankan, ia ingin mengangkat ponggol sebagai menu utama di Warpong Buan karena ingin mengangkat makanan tradisional menjadi makanan modern.

sumber : Rep
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement