Rabu 06 Mar 2024 03:23 WIB

AS Desak Hamas Setujui Kesepakatan Pembebasan Sandera

AS berharap kesepakatan akan dicapai di 10 Maret 2024.

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengangkat spanduk, bendera, dan plakat saat demonstrasi di London, Sabtu, 3 Februari 2024 saat mereka menuntut gencatan senjata penuh dan diakhirinya pengepungan Gaza.
Foto: AP Photo/Kin Cheung
Pengunjuk rasa pro-Palestina mengangkat spanduk, bendera, dan plakat saat demonstrasi di London, Sabtu, 3 Februari 2024 saat mereka menuntut gencatan senjata penuh dan diakhirinya pengepungan Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) pada Senin, (4/3/2024) mendesak Hamas untuk menyetujui kesepakatan pembebasan sandera dengan Israel yang juga memasukkan gencatan senjata selama enam minggu di Gaza menjelang Ramadan, bulan suci umat Muslim. “Sangat penting untuk melihat gencatan senjata sementara sebagai bagian dari kesepakatan penyanderaan ini," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby dalam pengarahan daring.

"Kami meminta Hamas untuk menerima persyaratan yang ada saat ini, dimana pembebasan sandera yang rentan, orang yang sakit, terluka, wanita lanjut usia, akan menghasilkan gencatan senjata selama enam minggu dan memungkinkan peningkatan bantuan kemanusiaan," lanjut Kirby.

Baca Juga

"Israel telah menyetujui kerangka kerja ini, dan sekarang kewajiban ada pada Hamas untuk melakukan hal yang sama," tambah dia. Saat ditanya apakah Gedung Putih yakin kesepakatan dapat dicapai sebelum Ramadan pada 10 Maret, Kirby berharap demikian.

“Kami tentu saja berharap penuh, dan itulah tujuannya – untuk menyelesaikan hal ini sesegera mungkin – dan kami tentu ingin hal ini selesai sebelum Ramadan dimulai,” katanya. Dia mengatakan gencatan senjata dapat membantu mengurangi korban jiwa pada warga sipil dan kerusakan terhadap infrastruktur serta memungkinkan “pendekatan multi-tingkat untuk mengeluarkan sandera” dan peningkatan bantuan kemanusiaan.

Pertemuan Harris-Gantz

Sebelumnya, Wakil Presiden Kamala Harris bertemu dengan anggota kabinet perang Israel dan pemimpin oposisi Benny Gantz di Washington. Sebelum pertemuan keduanya, Harris mengatakan dia dan Gantz akan membahas penyelesaian kesepakatan penyanderaan, mendapatkan bantuan, dan “mencapai gencatan senjata enam pekan.”

“Presiden telah menjadi pemimpin yang luar biasa dalam membawa kita sampai pada titik di mana kita memiliki perjanjian enam minggu,” kata Harris. “Kita semua ingin konflik ini berakhir sesegera mungkin, dan hal ini penting.”

Delegasi dari Hamas, Qatar dan Amerika dilaporkan telah berada di Kairo untuk melanjutkan putaran baru perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza. Sebelumnya, dengan mediasi Qatar, Mesir, dan AS, kesepakatan antara Hamas dan Israel dicapai selama seminggu pada 1 Desember 2023, di mana tahanan ditukar di tengah gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan yang sangat terbatas diizinkan masuk ke Gaza.

Israel saat ini memperkirakan ada sekitar 136 sandera Israel di Gaza, sementara mereka menahan tidak kurang dari 8.800 warga Palestina di penjara, menurut sumber resmi dari kedua belah pihak. Namun, Hamas kemudian mengumumkan terbunuhnya 70 sandera akibat pemboman Israel di Gaza.

sumber : antara, anadolu
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement