Rabu 06 Mar 2024 20:16 WIB

Keutamaan Berwudhu Sebelum Tidur

Wudhu merupakan cara menyucikan diri.

Rep: mgrol151/ Red: Erdy Nasrul
Wudhu (Ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Wudhu (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Muslim menginginkan setiap langkahnya dilindungi oleh Allah dan dianggap sebagai amal kebaikan. Maka salah satu kuncinya ialah berwudhu sebelum tidur. Karena orang-orang yang berbahagia dengan doa para malaikat adalah orang yang tidur dalam keadaan suci. 

Terdengar sepele, tapi ternyata kebiasaan ini merupakan kebiasan Rasulullah SAW sebelum tidur. 

Baca Juga

Selain berwudhu sebelum melaksanakan solat, Nabi juga selalu menyucikan dirinya terlebih dahulu jika hendak tidur, sesuai hadits Al Baro’ bin Azib, Nabi shallallahu álaihi wa sallam bersabda, 

إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ

Jika kamu mendatangi tempat tidur maka wudhulah seperti wudhu untuk solat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu. (HR Bukhari dan Muslim).

Amalan ini sangat bermanfaat untuk setiap Muslim. Karena jika seseorang tertidur dalam keadaan suci, maka akan ditemani oleh malaikat dan didoakan dengan hal-hal yang baik dan dimudahkan dalam setiap urusannya.

Mensucikan diri juga termasuk praktik yang sangat penting dalam Islam, dapat membersihkan tubuh dari kotoran dan najis, serta membersihkan jiwa dari dosa-dosa kecil. 

Dari Aisyah radhiyallahu ánhu berkata:

كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ) ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (Surat al-Ikhlas), ’Qul a’udzu birabbil falaq’ (Surat al-Falaq) dan ’Qul a’udzu bi rabbin naas’ (Surat an-Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari).

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement