REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) mengatakan sedikitnya dua orang tewas dalam serangan Houthi terhadap kapal kargo AS, True Confidence, di Teluk Aden. Kedutaan Besar Inggris di Yaman juga mengonfirmasi jumlah korban tewas tersebut.
Kedutaan menyebutnya sebagai hasil yang "menyedihkan dan dapat diprediksi" dari serangan-serangan Houthi terhadap pelayaran internasional. Sebelumnya, Aljazirah melaporkan juru bicara militer kelompok Houthi, Yahya Sarea, mengatakan pejuang Houthi mengincar kapal True Confidence dengan rudal-rudal. Serangan ini menyebabkan kebakaran di atas kapal.
Dua orang itu merupakan korban pertama yang tercatat sejak Houthi mulai menyerang kapal-kapal komersial yang menurut mereka terkait dengan Israel di Laut Merah. "Setidaknya dua pelaut tak berdosa tewas. Ini adalah hasil yang menyedihkan dan dapat diprediksi dari peluncuran rudal sembrono Houthi terhadap pelayaran internasional. Mereka harus berhenti. Belasungkawa terdalam kami sampaikan kepada keluarga korban yang meninggal dan yang terluka," kata Kedutaan Besar Inggris di Yaman dalam bahasa Arab di media sosial X seperti dikutip dari Aljazirah, Kamis (7/3/2024).
Milisi Houthi berkali-kali meluncurkan drone dan rudal ke jalur pelayaran internasional sejak pertengahan November lalu. Gerakan ini mengatakan aksi itu sebagai bentuk solidaritas pada rakyat Palestina yang menghadapi operasi militer Israel di Gaza.
Sejumlah kapal rusak dalam serangan-serangan tersebut. Empat hari yang lalu, kapal curah Inggris, Rubymar menjadi kapal pertama yang tenggelam akibat serangan Houthi setelah sempat mengapung selama dua pekan akibat rusak parah. Semua awaknya selamat dievakuasi.
AS dan Inggris melancarkan serangan balasan terhadap Houthi yang dimaksudkan untuk melindungi jalur perdagangan dunia. Cedera parah atau kematian di antara para awak kapal dagang dapat memicu seruan untuk melakukan tindakan yang lebih kuat.
Serangan Houthi mengganggu perdagangan global, memaksa perusahaan-perusahaan pelayaran untuk mengubah rute perjalanan yang lebih panjang dan mahal dengan mengitari Afrika. Biaya asuransi untuk pelayaran selama tujuh hari melalui Laut Merah naik ratusan ribu dolar.
Meskipun milisi mengatakan akan menyerang kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Inggris, AS, dan Israel, sumber-sumber industri perkapalan mengatakan semua kapal dapat terancam.