Kamis 07 Mar 2024 21:12 WIB

Gara-Gara Demam Babi Afrika, Babi Mimika Dilarang Masuk Jayapura

Jumlah babi di Mimika yang mati akibat virus ASF mencapai 3.278 ekor.

Red: Didi Purwadi
Ilustrasi Daging Babi
Foto: Foto : MgIT2
Ilustrasi Daging Babi

REPUBLIKA.CO.ID, SENTANI -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, Papua, menutup akses masuk pengiriman daging babi dari Mimika, Papua Tengah, Rabu (6/3/2024). Langkah tersebut ditempuh guna mencegah virus African Swine Fever (ASF/Demam Babi Afrika) masuk ke daerah ini.

''Kami sudah melakukan koordinasi ke pemerintah provinsi. Untuk sementara waktu, tidak boleh ada pengiriman babi dari luar ke Papua untuk mencegah virus ASF,” kata dokter hewan (drh) Adorvina Wompere pada Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Jayapura di Sentani, Papua, Rabu. 

Penutupan akses masuk pengiriman daging babi ke Kabupaten Jayapura dari Mimika  terpaksa dilakukan. Karena jumlah babi di Mimika yang mati akibat virus ASF hingga saat ini mencapai 3.278 ekor.

Adorvina memastikan kasus virus ASF di Kabupaten Jayapura belum ditemukan. Karena itu, langkah pencegahannya dengan melarang pengiriman daging babi dari Kabupaten Mimika maupun dari luar Papua ke Kabupaten Jayapura saat ini.

Menurut Wompore, pihaknya sudah melakukan survei ke kampung-kampung yang terdapat babi mati. Setelah melakukan pemeriksaan, ternyata hewan itu mati akibat penyakit streptococcus sejak Januari-Februari.

“Streptococcus itu merupakan penyakit hewan khususnya babi disebabkan karena kuman, bukan disebabkan oleh virus ASF seperti di kabupaten Mimika,” ujarnya.

Dia menjelaskan pihaknya dapat menyimpulkannya dari cara penyebarannya yang berbeda antara penyakit streptococcus dan virus ASF. Hewan ternak yang terserang streptococcus itu matinya satu per satu, sementara hewan ternak yang terkena virus ASF itu matinya serentak.

Selain melihat dari cara penyebaran dan kematiannya, pemeriksaan sampel daging juga dilakukan untuk mengetahui apakah babi di Kabupaten Jayapura mati karena virus ASF atau streptococcus. Wompore menambahkan langkah pencegahan dilakukan dengan menyemprotkan kadang hewan ternak di kampung-kampung yang terdapat ternak babi yang mati maupun ke semua peternak babi di daerah ini.

“Kami mengimbau kepada semua peternak babi untuk memberikan vitamin kepada hewan ternak mereka. Kandangnya wajib disemprot sehingga mengantisipasi penyakit streptococcus maupun virus ASF,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement