Senin 11 Mar 2024 09:52 WIB

Kementan Optimistis Panen Raya di Berbagai Daerah akan Turunkan Harga Beras

Secara nasional potensi hasil panen raya Maret-April sebanyak 8,5 juta ton beras.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Gita Amanda
Kementan optimistis panen raya yang terjadi di berbagai daerah mampu menekan penurunan harga beras. (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kementan optimistis panen raya yang terjadi di berbagai daerah mampu menekan penurunan harga beras. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) optimistis panen raya yang terjadi di berbagai daerah mampu menekan penurunan harga beras. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi pun mengapresiasi pemerintah daerah yang berhasil mengawal dan memastikan pertanian padi berjalan dengan baik.

Salah satunya di Kabupaten Demak, para petani berhasil memanen padi di lahan puluhan ribu hektar atau sekitar 560 ribu ton gabah kering meski sempat terkendala banjir di awal masa panen. Ia menilai, progress masa panen yang sedang dilakukan oleh para petani di Kabupaten Demak, akan membantu menekan tingginya harga beras daerah tersebut.

Baca Juga

"Ini tentu akan menstabilisasi harga beras di wilayah dan juga membantu kebutuhan pangan secara nasional," kata Suwandi dikutip dari siaran persnya, Senin (11/3/2024). 

Suwandi menegaskan, sektor pertanian beras harus menjadi fokus utama dalam memenuhi kebutuhan pangan di wilayah. Karenanya, Kementan fokus memantau perkembangan tanaman pertanian padi di wilayah.

Secara nasional potensi hasil panen raya pada Maret-April ini sesuai data BPS sebanyak 8,5 juta ton beras. "Ini menjadi momentum baik untuk diserap dan sebagian dijadikan stok, langkah antisipasi telah dilakukan penanganan panen dan pasca panen di saat musim hujan dan gerakkan setelah dipanen untuk segera diolah tanah dan ditanami lagi guna mengejar air " harap Suwandi.

Bupati Demak Eisti'anah mengungkapkan bahwa luas lahan tanaman padi di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang dipanen mencapai 19.710 hektar atau setara 40,39 persen dari total lahan tanaman padi seluas 48.791 hektar hingga bulan Maret ini.

"Dari 40,39 persen luas lahan yang dipanen jumlah produksinya berkisar 151 ribu ton gabah kering panen," katanya.

Ia memperkirakan semua lahan tanaman padi di Kabupaten Demak selesai dipanen pada bulan April 2024. Jika semua lahan tanaman padi seluas 48.791 hektar pada musim tanam pertama ini dipanen, maka total produksinya berkisar 560 ribu ton gabah kering panen.

Dampak banjir yang terjadi pada bulan Februari 2024, kata dia, memang sangat berdampak karena tercatat 3.280 hektar tanaman padi siap panen mengalami puso. Meskipun demikian, Eisti'anah optimistis bahwa total produksi beras di Kabupaten Demak pada tahun 2024 tetap bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di Demak. Karena selama ini, Kabupaten Demak selalu surplus beras.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak Agus Herawan menambahkan bahwa musim panen tanaman padi diperkirakan akan berakhir pada April 2024. Hal itu, kata dia, disebabkan karena terdapat beberapa kecamatan yang tanamannya mundur dari jadwal, dari rencana November 2023, mundur menjadi Desember 2023 dan ada yang baru mulai Januari 2024.

"Mudah-mudahan saat dipanen tidak ada serangan hama, sehingga petani tidak mengalami kerugian karena harga jual gabahnya saat ini juga mulai turun," ujarnya.

Ia berharap harga jual gabah kering panen tidak turun lagi, karena pekan ini harga jualnya sudah turun dari sebelumnya mencapai Rp 8.400 per kilogram, kini menjadi Rp 7 ribuan per kilogram.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement