Kamis 14 Mar 2024 06:18 WIB
Hikmah Ramadhan

Ayah dan Pendidikan Anak

Peran aktif seorang ayah dalam mendidik anak adalah perintah langsung dari Allah SWT.

Rahmah
Foto: dokpri
Rahmah

Oleh : Rahmah (Dosen Prodi Ilmu Keperawatan FKIK UMY)

REPUBLIKA.CO.ID, Beberapa waktu yang lalu kita banyak dikejutkan dengan beberapa berita tentang bunuh diri yang dilakukan satu keluarga, salah satunya adalah kasus bunuh diri satu keluarga di Malang yang diinisiasi oleh seorang kepala keluarga dan diikuti oleh istri dan anaknya.

Belum lagi kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ayah di Jakarta Selatan kepada empat orang anak-anaknya yang masih kecil. Sosok ayah yang seyogianya menjadi tempat berlindung istri dan anak-anaknya justru malah menjadi sosok yang mengerikan buat keluarga.

Sang ayah lupa bahwa kewajibannya adalah menjaga diri dan keluarganya dari api neraka sebagaimana firman Allah dalam surat At-tahrim ayat 6 yang artinya: "Wahai  orang- orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

Kejadian tersebut menunjukan bahwa betapa minimnya pengetahuan seorang ayah tentang kehidupan berkeluarga serta betapa ringkihnya kejiwaan seorang ayah yang menyebabkan malapetaka untuk seluruh keluarga. Betapa banyak ayah-ayah di sekitar kita yang seharusnya menjadi teladan yang baik buat anak-anaknya mengalami disorientasi nilai atau kerapuhan nilai orientasi karena keliru dalam memahami hakikat hidup di dunia serta tidak memahami hakikat tujuan hidup.  

Seorang laki-laki ketika memutuskan menikah seharusnya juga mempersiapkan diri dengan baik untuk menjalankan fungsinya sebagai pemimpin keluarga yang akan memdidik dan membimbing keluarganya menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah sebagaimana doa yang selalu didengungkan dan diucapkan oleh orang-orang sekitar untuk kedua mempelai saat menikah, yang tampaknya masih harus lebih dipahami makna sesungguhnya dibalik doa dan harapan sakinah mawaddah warohmah.

Peran aktif seorang ayah dalam mendidik anak adalah perintah langsung dari Allah SWT, di mana kedekatan yang sesungguhnya adalah kedekatan anak dengan ayah. Namun peran ayah dalam mendidik anak kini semakin hilang. Kesibukan di luar rumah membuat ayah lupa berinteraksi, bermain, atau sekedar berkomunikasi dengan anak. Masih banyak anggapan bahwa mendidik anak adalah kewajiban dan tugas ibu, sementara ayah bertugas hanya mencari nafkah memenuhi kebutuhan fisik keluarga.

Momentum Ramadhan dapat menjadi sarana pembinaan keluarga sakinah mawaddah warohmah, di mana pada saat Ramadhan jumlah kajian-kajian lebih banyak pada saat bulan bulan lainnya. Selain itu terdapat kecenderungan kaum Muslimin mengisi hari-harinya pada bulan Ramadhan dengan kegiatan-kegiatan yang bernilai akhirat ketimbang memikirkan hal-hal yang bersifat duniawi.

Melalui kajian-kajian pada saat bulan Ramadhan yang bertemakan pembinaan keluarga sakinah mawaddah warohmah harapannya dapat memberikan wacana baru terutama bagi yang sudah menikah atau yang akan menikah dalam mempersiapkan diri membangun keluarga yang sesuai dengan tuntunan agama islam. Di mana keluarga merupakan fondasi utama dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera dan memiliki ketahanan mental dalam mengatasi semua permasalahan yang terjadi dalam keluarga, serta tercipta masyarakat yang baik yang menjadikan nilai agama sebagai fondasi berpikir. Tidak hanya sekedar pengetahuan semata akan tetapi menjadi sendi-sendi kehidupan.

Pemahaman agama yang baik akan membawa seorang ayah menjalankan peran dan fungsinya dengan baik dalam mendidik istri dan anak-anaknya, sehingga tidak ada lagi kita temui anak-anak  kehilangan kasih sayang ayahnya dan berpikir bahwa dirinya tidak berharga, tidak diinginkan, dan merasa ayahnya tidak mengasihinya.

Semoga bulan Ramadhan kali ini mampu memberikan perubahan besar bagi masyarakat Indonesia, dengan memanfaatkan momentum bulan ini sebagai sarana pembinaan keluarga oleh setiap keluarga beriman, yang mampu merefleksikan kebutuhan semua anggota keluarga akan kasih sayang yang dapat dilakukan pada saat kegiatan sahur, berbuka, dan sholat tarawih bersama seluruh anggota keluarga.

Ketika seorang ayah memahami tugas dan tanggung jawabnya dalam membimbing keluarganya, Insya Allah akan tercipta keluarga sakinah mawaddah warohmah dan masyarakat Indonesia yang bertakwa, sehat jiwanya, dan produktif. Wallahua’lam bishowab.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement