Sabtu 16 Mar 2024 05:04 WIB

Nikmat dan Murahnya Menyantap Hidangan Ramadhan di Dekat Istana Topkapi Istambul

Kemeriahan saat Ramadhan semasa Ottoman masih bisa dinikmati di restoran publik di Istanbul.

Rep: Muhammad Subarkah/ Red: Partner
.
Foto: network /Muhammad Subarkah
.

Restoran publik di Istanbul. Tampak sebuah keluarga bercengkerama menikmatti taman penuh bunga di restoran prestisus yang berada di kawasan tepian selat Bosporus itu
Restoran publik di Istanbul. Tampak sebuah keluarga bercengkerama menikmatti taman penuh bunga di restoran prestisus yang berada di kawasan tepian selat Bosporus itu

Di Istanbul yang merupakan ibu Kota Kekhalifahab Ottoman sisa kejayaan itu masih dapat terasa samoai kini. Di kota yang berada di tepiah selat Bhosporus yang indah setidaknya ada lima 'restoran publik' yang bisa dinikmati warga kota itu.

Restoran ini dibuat oleh penggawa kota Istanbul. Karena restoran publik memang punya kekhususan. Yakni restoran dengan layanan kelas wahid namun dapat dinikmati oleh warga setempat dengan harga miring. Bagi warga lokal Istanbul mereka cukup bayar seperempat harganya dari warga asing bila ingin ikut menikmati layanannya.

Miringnya harga itu memang disengaja karena restoran ini memberikan subsidi kepada setiap penduduk tanpa terkecuali. Tak peduli merejka warga Istanbul dari kelas atas, menengah, hingga atas, semuanya berhak menikmati hidangan di restoran yang letaknya persis di pinggir selat Bhosporus itu.

Karena restoran itu restoran kelas atas, maka tentu saja karena pelayanannya bagi warga lokal peminatnya selalu membludaj. Nah, untuk mencegah ke kisruhan itu siapapun orangnya maka mereka diharuskan mendafar untuk mendapatkan giliran. Maka tentu saja setiap hari sepanjang waktu restoran ini selalu dipenuhi pengunjung.


Keindahan selat Bhospuras di kala senja yang bisa dinikamti dari dalam restoran publik.
Keindahan selat Bhospuras di kala senja yang bisa dinikamti dari dalam restoran publik.

Keriuhan restoran publik yang tak jauh dari Istana Topkapi ini sangat terasa setiap kali bulan Ramadhan tiba. Di setiap sore dapat dipastkan seluruh kursi sudah habis dipesan.

Akibatnya, kalau pengin punya atau mengadakan ‘iftar’ di salah satu dari kelima restoran yang ada di pinggir selat Bhospuras itu pada bulan Ramadhan, dua bulan sebelumnya mereka kursi harus sudah memsesan jatah kursi. Bila tanpa memesan tempat itu, maka dipastikan tak akan mendapat kesempatan bisa bersantap sembari bercengkerama di sana di saat buka puasa.

Warga Istanbul Sulaiman menceritakan, momentum buka puasa memang selalu ditunggu-tunggi oleh Muslim Turki. Apalagi lazimnya mereka berpuasa cukup panjang, yakni bisa menjalankan puasa lebih panjang, yakni mencapai 18 jam. Ini biasanya terjadi manakala bulan puasa tiba bersamaan dengan datangnya musim panas.

‘’Ini akan berbeda kalau Ramadhan tiba di musim dingin. Saat itu waktu siang lebih singkat, dan kami pun puasa lebih singkat karena waktu malamnya lebih panjang. Tahun lalu kami sahur pukul 03.00 dini hari dan buka puasa di pukul 21.00. Maka kami akan antre dengan memesan kursi lebih dulu. Kerapkali pesan tempat di sana sampai tiba bulan sebelum Ramadhan tiba,’’ ujarnya.

Alhasil, di antara kesemarakan bulan suci Ramadhan di Turki, salah satu contohnya di masa kini terdapat pada begitu banyaknya acara buka puasa bersama yang digelar di sana.

‘’Semua warga Istanbul tahu bila sepanjang bulan Ramadhan semua kursi di restoran itu untuk buka puasa selalu sudah habis terpesan, bahkan hingga Idul Fitri tiba. Mereka tak bisa menikmati hidangan dan keindagan tempat itu secara mendadaj,’’ kata Sulaiman seraya mengakui bila ‘restoran publik’ itu maksudnya restoran yang diberi subsidi oleh pemerintah sehingga harganya murah dan terjangkau seluruh rakyat.

''Meski tarifnya murah, kualitas layanan dan jenis makanannya sama dengan restoran mewah. Jadi yang beda cuma harga makanannya yang hanya seperempat dari ‘restoran swasta’ yang ada di tempat itu," ujarnya lagi.


Posisi meja dan temoat duduk restoran publik di Istanbul.
Posisi meja dan temoat duduk restoran publik di Istanbul.

Sulaiman lebih lanjut menceritakan, tak ada beda dengan waktu buka pusa di bulan Ramadhan, pada hari-hari biasa para pengunjung restoran publik ini juga selalu datang silih berganti. Mereka berkunjung secara berombongan atau untuk makan sekeluarga.

“Pada hari di luar Ramadhan, waktu favorit untuk kunjungan makan bersama di restoran itu adalah pada petang hingga malam hari di kala lampu-lampu mulai menyala di sekitar selat Bosporus. Dan warga Istanbul pun tak bisa datang mendadak. Mereka harus mendaftar dahulu untuk mengambikl antrean,'' ungkap Sulaiman

Selain tersedia makanan yang lezat, restoran yang berhalaman luas ini penuh bunga-bunga. Dari tempat menyantap makanan pengunjung restoran bisa menikmati pemandangan kesibukan selat Bhosporus. Lalu lalang kapal kecil yang mengangkut turis berselancar. mereka bisa niknati Suasana ini jelas mampu menghadirkan rasa rileks bagi seluruh lapisan warga Istambul atau siapa saja yang datang ke restoran tersebut.

Maka, alangkah indahnya bila pada suatu hari nanti bila pergi ke Istanbul, pembaca sempat bersantap di salah satu restoran publik itu.

Entah kapan fasilitas semacam ini bisa dinikmati di Indonesia. Semua restoran kelas atas di negeri Pancasila ini pasti hanya dapat dinikmati orang berduit saja. Warga kelas ekonomi menengah ke bawah hanya bisa bermimpi saja.

Jadi apalkah apakah keadilan sosial masih ada di negeri tercinta ini?

sumber : https://algebra.republika.co.id/posts/295548/nikmat-dan-murahnya-menyantap-hidangan-ramadhan-di-dekat-istana-topkapi-istambul
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement