Sabtu 16 Mar 2024 17:53 WIB

Banjir di Kabupaten Demak Meluas, 44 Desa di 8 Kecamatan Terdampak

Sebanyak 73 sarana ibadah, 10 fasilitas kesehatan ikut terdampak banjir.

Foto udara kendaraan melaju perlahan di jalan pantura Demak-Kudus, Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Ahad (18/2/2024). Satlantas Polres Demak membuka kembali jalan tersebut setelah 10 hari terputus akibat terendam banjir dengan imbauan kepada seluruh pengendara untuk melaju perlahan, karena selain masih ada genangan banjir di sejumlah titik jalan juga masih digunakan relawan untuk mobilitas jalur pengiriman logistik untuk warga terdampak banjir serta untuk lokasi peristirahatan darurat pengungsi di pinggir jalan.
Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Foto udara kendaraan melaju perlahan di jalan pantura Demak-Kudus, Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Ahad (18/2/2024). Satlantas Polres Demak membuka kembali jalan tersebut setelah 10 hari terputus akibat terendam banjir dengan imbauan kepada seluruh pengendara untuk melaju perlahan, karena selain masih ada genangan banjir di sejumlah titik jalan juga masih digunakan relawan untuk mobilitas jalur pengiriman logistik untuk warga terdampak banjir serta untuk lokasi peristirahatan darurat pengungsi di pinggir jalan.

REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK--Banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang disebabkan adanya air sungai yang melimpas serta jebolnya tanggul sungai semakin meluas. Sebelumnya ada 25 desa terdampak, kini meningkat menjadi 44 desa yang tersebar di delapan kecamatan.

"Kedelapan kecamatan tersebut, yakni Kecamatan Demak ada tiga kelurahan, Sayung ada 12 desa, Mranggen lima desa, Karangawen empat desa, Dempet lima desa, Karanganyar dua desa, Wonosalam satu desa, dan Guntur ada 12 desa," kata Pelaksana tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Demak M Agus Nugroho Luhur P di Demak, Sabtu (16/3/2024).

Baca Juga

Banjir yang terjadi di Kabupaten Demak, kata dia, awalnya karena curah hujan tinggi pada Rabu (13/3/2024) malam. Sehingga mempengaruhi debit air di wilayah hulu ke hilir meningkat, mengakibatkan beberapa daerah di Demak terdampak banjir.

Selain itu, terdapat tanggul sungai di Desa Menur, Kecamatan Mranggen yang jebol, sehingga mengakibatkan pemukiman warga terdampak. BPBD bersama sejumlah pihak terkait juga sudah melakukan evakuasi warga ke tempat pengungsian, baik di balai desa, pondok pesantren, tempat ibadah, serta rumah warga.

Untuk jumlah pengungsi semakin bertambah. Data BPBD per 15 Maret 2024 pukul 19.00 WIB, jumlah warga yang mengungsi meningkat menjadi 2.163 orang dari sebelumnya hanya 499 jiwa. Selain rumah warga yang terdampak banjir, tercatat ada 73 sarana ibadah, 10 fasilitas kesehatan, 30 sarana pendidikan, dan 10 perkantoran juga terdampak.

BPBD Demak juga berupaya melakukan evakuasi warga yang menginginkan dievakuasi, termasuk menyiapkan dapur umum dan mengupayakan penyiapan kebutuhan para pengungsi, mulai dari tikar, kasur, selimut, obat-obatan, sembako, pakaian, serta air bersih.

Terkait tanggul jebol maupun limpas, juga dilakukan upaya penanganan darurat. Termasuk tanggul aliran Sungai Jeratun di Desa Tugu Ngemplik, Kecamatan Karanganyar, yang melimpas ke pemukiman warga di Desa Ketanjung. Selain itu, juga dilakukan upaya penguatan tanggul Sungai Wulan juga masih dilakukan demi mencegah tanggul jebol.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement