Senin 18 Mar 2024 22:27 WIB

Studi: Lahan Peternakan Bisa Berdampak Buruk atau Bantu Atasi Iklim

Jika dikelola dengan baik, lahan peternakan justru bantu kurangi emisi karbon.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Peternakan sapi dilepasliarkan di alam bebas untuk memakan rumput (ilustrasi).
Foto: Republika.co.id
Peternakan sapi dilepasliarkan di alam bebas untuk memakan rumput (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam hal perubahan iklim global, penggembalaan ternak dapat menjadi berkah atau kutukan, demikian menurut sebuah studi baru. Dipublikasikan di jurnal Nature Climate Change, studi ini juga menawarkan petunjuk tentang bagaimana membedakannya.

Menurut studi, jika dikelola dengan baik, penggembalaan ternak sebenarnya dapat meningkatkan jumlah karbon dari udara yang tersimpan di dalam tanah dan diserap dalam jangka panjang. Namun, jika terlalu banyak penggembalaan, erosi tanah dapat terjadi, dan dampak akhirnya adalah menyebabkan lebih banyak kehilangan karbon, sehingga lahan menjadi sumber karbon bersih, bukannya penyerap karbon. Dan penelitian tersebut menemukan bahwa kasus yang kedua lebih umum terjadi di seluruh dunia saat ini.

Baca Juga

Penelitian ini memberikan cara untuk menentukan titik kritis di antara keduanya, untuk lahan penggembalaan di zona iklim dan jenis tanah tertentu. Penelitian ini juga memberikan perkiraan jumlah total karbon yang telah hilang selama beberapa dekade terakhir akibat penggembalaan ternak, dan berapa banyak yang dapat dihilangkan dari atmosfer jika manajemen optimalisasi penggembalaan diterapkan.

Studi tersebut dilakukan oleh Cesar Tesser, asisten profesor teknik sipil dan lingkungan di MIT; Shuai Ren, mahasiswa PhD di Chinese Academy of Sciences; dan empat ilmuwan lainnya.