Selasa 19 Mar 2024 23:45 WIB

Penetrasi Masih Rendah, AXA Mandiri Sasar Peluang Besar Asuransi Syariah

Potensi ini menjadi peluang besar bagi perusahaan untuk mengembangkan produk syariah.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ahmad Fikri Noor
Suasana peluncuran Asuransi Perlindungan Amanah Syariah oleh AXA Mandiri di Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Foto: Dok Republika
Suasana peluncuran Asuransi Perlindungan Amanah Syariah oleh AXA Mandiri di Jakarta, Selasa (19/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur PT AXA Mandiri, Uke Giri Utama menilai peluang produk asuransi syariah di Indonesia memiliki prospek besar. Saat ini angka penetrasi asuransi syariah baru mencapai level 0,13 persen dibandingkan level 8 persen untuk asuransi konvensional.

"Produk syariah makin lama ke depan makin besar karena tidak hanya karena OJK itu gencar dalam literasi syariah tetapi karena memang demand-nya juga semakin besar," ujar Uke dalam peluncuran produk Asuransi Perlindungan Amanah Syariah di Park Hyatt Jakarta, Selasa (19/3/2024).

Baca Juga

Uke menyebut, kesadaran masyarakat terhadap produk syariah semakin tinggi. Kondisi ini yang membuat permintaan terhadap kebutuhan asuransi syariah juga perlahan naik. Oleh karena itu, ia menilai potensi ini menjadi peluang besar bagi perusahaan asuransi untuk mengembangkan produk syariah.

"Bertahun-tahun penetrasi rate asuransi di Indonesia hanya 8 persen kita punya PR besar untuk percepat penetrasi dan ini suatu kesempatan yang besar, bahwa dari 8 persen ini, baru 0,13 persen yang asuransi syariah," ujarnya.

Untuk itu, AXA Mandiri meluncurkan produk asuransi berbasis syariah bernama Asuransi Perlindungan Amanah Syariah dalam merespon permintaan semakin meningkat. Menurutnya, AXA Mandiri secara serius menggodok produk asuransi syariah tersebut sebelum meluncurkan kepada publik.

AXA Mandiri secara intens menggodok produk asuransi syariah yang dibutuhkan masyarakat. Menurutnya, AXA tidak ingin mensyariahkan produk asuransi konvensional tetapi jenis asuransi syariah yang benar-benar dibutuhkan. Selain itu, produk asuransi syariah yang dikembangkan diarahkan mencakup semua segmen.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”

(QS. Al-Baqarah ayat 286)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement