Jumat 22 Mar 2024 11:20 WIB

Jokowi Soroti Alih Fungsi Lahan di Demak Sebabkan Banjir

Jokowi dorong pemerintah daerah melakukan penghutanan kembali.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Indira Rezkisari
Anggota polisi Satlantas Polres Kudus mengatur lalu lintas di jalan Pantura Desa Jati Wetan, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (21/3/2024). Kemacetan parah sepanjang sekitar 30 kilometer di jalan pantura Kudus menuju jalan alternatif Jepara-Demak dan sebaliknya itu akibat genangan banjir yang merendam jalan di wilayah Kecamatan Mijen, Demak imbas dari jebolnya tanggul Sungai Wulan.
Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Anggota polisi Satlantas Polres Kudus mengatur lalu lintas di jalan Pantura Desa Jati Wetan, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (21/3/2024). Kemacetan parah sepanjang sekitar 30 kilometer di jalan pantura Kudus menuju jalan alternatif Jepara-Demak dan sebaliknya itu akibat genangan banjir yang merendam jalan di wilayah Kecamatan Mijen, Demak imbas dari jebolnya tanggul Sungai Wulan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti alih fungsi lahan  juga pembalakan liar menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Ia menekankan perlunya mencegah aksi pembalakan liar dan alih fungsi lahan.

"Salah satunya pembalakan, alih fungsi lahan seperti itu yang menyebabkan kejadian dan ini tidak di negara kita. Semua problem itu berasal dari balakan liar, alih fungsi lahan yang itu memang harus dicegah," kata Jokowi usai meninjau korban banjir di SMK Ganesa, Demak, Jumat (22/3/2024).

Baca Juga

Jokowi pun mendorong pemerintah daerah agar melakukan penghutanan kembali dan mencegah dilakukannya pengalihan lahan sebagai upaya antisipasi bencana dalam jangka panjang. Nantinya, pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga akan memberikan bantuan bibit tanaman.

"Saya kira pemda, penanaman kembali, penghutanan kembali, pengalihan lahan memang harus tetap," kata dia.

Selain itu, Jokowi juga menyampaikan, banjir terjadi akibat sedimentasi sungai. Ia mengatakan, banyaknya penebangan pohon di hulu sehingga menyebabkan terjadinya bencana banjir.

"Semua waduk, semua sungai itu problemnya selalu sedimentasi. Kenapa itu terjadi karena juga tidak dihambat di hulunya, tanaman-tanaman yang banyak-banyak yang ditebang. Problemnya semua di situ. Kalau ndak terjadi banjir bandang ya banjir. Problemnya di situ," ujarnya.

Usai melakukan peninjauan, Jokowi pun memastikan, perbaikan dan penutupan tanggul yang jebol di Kabupaten Demak, Jawa Tengah sudah selesai dikerjakan. Tanggul jebol ini menyebabkan terjadinya banjir di Kabupaten Demak dan sekitarnya.

"Tadi malam yang lebar itu, yang jebol 15 meter tadi malam jam 1 sudah ditutup, selesai dikerjakan selama 4 hari berturut-turut siang malam," jelas Jokowi.

Jokowi juga berharap operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang juga dilakukan bisa mengurangi curah hujan yang tinggi di Kabupaten Demak dan sekitarnya. "Dan kita harapkan yang kedua, awan di atas juga telah dilakukan TMC sehingga bisa digeser ke arah laut ini juga akan sangat mengurangi hujan yang ada di Kabupaten Demak dan sekitarnya," ujarnya.

Menurut Jokowi, banjir yang terjadi di Kabupaten Demak, Jawa Tengah terjadi karena hujan ekstrem. Sehingga tanggul jebol karena tidak mampu menahan tingginya debit air hujan.

"Ya ini memang hujannya sangat ekstrem, karena hujan ekstrem itu 150 milimeter. Yang di sini sudah 238 milimeter. Sangat ekstrem sekali. Sehingga tanggul yang ada tidak muat dan menggerus dan jebol tanggulnya," kata Jokowi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement